Kemenkes RI Ungkap 18 Juta Warga Indonesia Terinfeksi Hepatitis B

Penyakit hepatitis. (foto: pixabay)

 

JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan, sepanjang tahun 2022, ada 35.757 bayi lahir dengan hepatitis B di Indonesia. Bahkan, mengutip data Kemenkes, ada sekitar 7,1 persen atau 18 juta masyarakat Indonesia yang terinfeksi hepatitis B.

Menurut Syahril, setengah dari jumlah itu berisiko meningkat menjadi kronis. Bahkan, 900 ribu di antaranya bisa menjadi kanker hati. “Penularan kasus didominasi oleh penularan langsung dari ibu ke anak,” kata Syahril dalam keterangannya, Rabu (17/5/2023).

Syahril menjelaskan, penularan hepatitis B, C, dan D terjadi secara vertikal langsung dari ibu ke anak dari cairan tubuh (air ludah, cairan sperma) dan aktivitas seksual tidak aman. Termasuk, kata dia, dengan menggunakan tindik atau tato, maupun penggunaan jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba. “Penularan Hepatitis B secara vertikal ibu ke anak menyumbang sebesar 90-95 persen dari seluruh sumber penularan lainnya.”

Sebab itu, membahas bayi yang terinfeksi hepatitis B, lanjut Syahril, kemungkinan untuk menjadi kronis dan sirosis bisa mencapai 80 persen. Apalagi, Syahril menyebut belum ada pengobatan efektif untuk penyakit tersebut.

Kemenkes meminta agar semua pihak bisa membantu memutus alur penularan hepatitis. “Pemberian vaksin hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat menurunkan prevalensi hepatitis B. Tetapi masih terdapat permasalahan yang harus dihadapi yaitu risiko untuk menjadi sirosis dan hepatoma serta belum ada pengobatan yang efektif,” jelasnya.

Menyoal prevalensi kematian, hepatitis B menjadi empat besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Merujuk data, Syahril menyebut, ada sekitar 51 ribu kematian setiap tahunnya.

Memutus atau mencegah sedini mungkin penularan hepatitis, sambung Syahril, menjadi prioritas pemerintah saat ini. Khusus untuk hepatitis B, dilakukan deteksi dini hepatitis B yang terintegrasi dengan pemeriksaan HIV dan sifilis untuk minimal 80 persen ibu hamil. Tujuannya, untuk memutus atau mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak. 

Syahril lantas mengimbau masyarakat Indonesia untuk menghindari praktik seks berisiko. Ia mengingatkan, penularan hepatitis melalui cairan tubuh termasuk dari air mani dan air liur. "Contohnya melakukan ciuman sampai terjadi perlukaan dapat menularkan virus hepatitis, dan jangan lupa untuk menggunakan pengaman agar menghindari hal-hal yang dapat berisiko penularan untuk kesehatan dan pertumbuhan anak,” jelas dia.

(dvr)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.