Kemendikdasmen Dorong Layanan Pendidikan PAUD Berkualitas di IKN

Otorita IKN bersama INOVASI dan Kemendikdasmen melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPK) menggelar Gelar Karya Peningkatan Mutu Pembelajaran PAUD dan SD di Gedung Otorita IKN, Jumat (13/6/2025). (Foto: Kemendikdasmen)

NUSANTARA -- Di tengah pembangunan fisik yang terus bergulir di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI menegaskan bahwa fondasi paling mendasar dari ibu kota baru ini adalah kualitas manusia yang dibentuk sejak usia dini. Dalam rangka memperkuat peran strategis guru pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai ujung tombak pembentukan karakter bangsa, Otorita IKN bersama INOVASI dan Kemendikdasmen melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPK) menggelar Gelar Karya Peningkatan Mutu Pembelajaran PAUD dan SD di Gedung Otorita IKN, Jumat (13/6/2025).
 
“Anak-anak usia dini adalah fondasi masa depan bangsa, maka kualitas guru PAUD menjadi kunci. Kita ingin memastikan anak-anak di sekitar IKN mendapatkan layanan pendidikan terbaik sejak awal,” ujar Direktur Jenderal GTKPK, Nunuk Suryani.
 
Nunuk menambahkan bahwa pembangunan sumber daya manusia merupakan prioritas nasional yang tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan rencana pembangunan jangka panjang. Pendidikan anak usia dini menjadi game changer menuju Indonesia Emas 2045. Untuk itu, pemerintah tengah menyiapkan kewajiban satu tahun prasekolah dalam revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai bagian dari program Wajib Belajar 13 Tahun.
 
Salah satu perhatian utama dalam program ini adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik. Di Kalimantan Timur saja, lebih dari 4.100 guru PAUD belum memenuhi kualifikasi minimal S1 atau D4. Pemerintah pun terus mendorong peningkatan mutu guru melalui pendidikan dan pelatihan berjenjang, penyetaraan kualifikasi, uji kompetensi jabatan, serta penguatan kapasitas secara berkelanjutan.
 
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikdasmen telah menggulirkan dua skema utama peningkatan kompetensi guru PAUD di wilayah IKN, yaitu Kemitraan dan Intervensi Literasi PAUD.

Perkuat Kompetensi 144 Guru PAUD Lewat Program Kemitraan Nasional
 
Skema pertama yang dijalankan Kemendikdasmen adalah Program Kemitraan PAUD, yang mempertemukan guru-guru dari dua kabupaten penyangga Ibu Kota Nusantara, yaitu Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, dengan PAUD Mitra dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam program ini, para guru dari Kalimantan Timur mengikuti pembelajaran intensif selama dua minggu di Yogyakarta, kemudian melanjutkan proses pendampingan secara berkelanjutan di satuan pendidikan masing-masing untuk menerapkan praktik baik yang telah dipelajari.
 
Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun budaya refleksi, pembelajaran kolaboratif, dan lingkungan belajar yang aman serta menyenangkan. Total 24 PAUD Mitra dari Yogyakarta mendampingi 48 PAUD Pembelajar di Kalimantan Timur, dengan melibatkan 48 pendidik DIY dan 144 pendidik IKN dalam dua gelombang pelatihan.
 
Setiap PAUD Mitra membina dua PAUD Pembelajar, didukung oleh 32 pendamping profesional—16 dari IKN yang fokus pada implementasi di lapangan, dan 16 dari Balai Besar GTK DIY yang memberikan pendampingan substansi. Skema ini menjadi langkah konkret dalam transformasi pembelajaran PAUD yang lebih adaptif terhadap kebutuhan anak usia dini.
 
Program yang kini memasuki tahun ketiga ini dirancang dengan tahapan dan sasaran yang jelas di setiap fase pelaksanaannya. Pada tahun pertama, fokus utama adalah membangun budaya refleksi dan komunitas belajar melalui kegiatan magang di PAUD Mitra serta pelaksanaan tindak lanjut di satuan pendidikan masing-masing. Memasuki tahun kedua, program diarahkan untuk mentransformasi praktik pembelajaran dan mendorong lahirnya karya-karya inovatif dari para guru. Sementara di tahun ketiga, upaya difokuskan pada penguatan kesiapan PAUD Pembelajar agar mampu berperan sebagai PAUD Mitra berikutnya.
 
Hasil evaluasi menunjukkan dampak yang nyata dan positif. Guru-guru PAUD kini lebih terbiasa melakukan refleksi atas praktik mengajar, menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, serta menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepemimpinan kepala sekolah. Di lapangan, perubahan terasa semakin kuat: lingkungan sekolah menjadi lebih sehat dan ramah anak, keterlibatan orang tua meningkat, dan metode belajar makin adaptif. Salah satu contohnya terjadi di TK ITCI, Penajam Paser Utara, yang kini bahkan mampu memenuhi kuota peserta didik baru tanpa perlu memasang pengumuman penerimaan.

 
Intervensi Literasi PAUD Berbasis Bermain
 
Skema kedua adalah Program Intervensi Literasi PAUD yang dilaksanakan oleh Kemendikdasmen melalui kolaborasi erat dengan Otorita IKN dan Program INOVASI—kemitraan bilateral antara Indonesia dan Australia.  Program yang dijalankan sejak awal 2025 ini menyasar pada satuan PAUD dengan capaian literasi rendah dan memberikan pendampingan intensif dengan pendekatan berbasis bermain.
 
Dalam waktu enam bulan, dampaknya mulai terlihat, para guru menunjukkan peningkatan kepercayaan diri, sementara anak-anak mengalami kemajuan signifikan dalam minat dan kemampuan literasi dasar.
 
“Model pembelajaran yang kita dorong bukan drilling. Yang kita ingin bangun adalah pembelajaran yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain. Itulah yang dibutuhkan anak usia dini untuk tumbuh secara optimal,” tegas Dirjen Nunuk.

 
Ekosistem PAUD di IKN: Dari Penguatan ke Kemandirian
 
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, program ini menciptakan ekosistem pembelajaran yang berakar pada refleksi, kolaborasi, dan kepemimpinan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan. Bahkan, sejumlah PAUD Pembelajar kini disiapkan untuk menjadi PAUD Mitra berikutnya—menunjukkan bahwa penguatan kompetensi bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan.
 
Seiring dengan visi besar mewujudkan Wajib Belajar 13 Tahun, pemerintah terus mendorong penguatan jumlah dan kapasitas guru PAUD yang memadai. Nunuk menyampaikan harapannya dengan pesan yang menggugah, “Saya selalu katakan, belajar itu sepanjang hayat. Pemerintah hadir untuk memfasilitasi, tetapi motivasi dari diri sendiri tetap menjadi kunci utama. Ini tanggung jawab bersama untuk mencerdaskan generasi bangsa.”
 
PAUD tidak lagi sekadar pelengkap dalam sistem pendidikan nasional. Di tengah kelahiran ibu kota baru, PAUD justru menjadi titik awal. Melalui guru-guru PAUD yang tangguh, terlatih, dan didampingi secara sistematis, IKN sedang mempersiapkan generasi pertamanya yaitu anak-anak usia dini yang akan tumbuh di Nusantara dan kelak memimpin bangsa ke masa depan yang lebih baik lagi.
 
 
(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.