Cerita Menko Polhukam Mahfud MD Saat Jadi Santri Digembleng Menjaga Integritas

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Mahfud MD. (Foto: setkab.go.id)
 

JAKARTA -- Saat menjadi santri di tahun 1968, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Mahfud MD mendapat gemblengan khusus dari gurunya, Kyai Mardliyyan, yang juga pendiri Pondok Pesantren Al Mardliyyah, Waru, Pamekasan Madura, Jawa Timur.

Mahfud berkisah masa-masa kecil di pesantren. Pria yang kinis berusia 66 tahun ini mengaku mendapat perhatian khusus dari pimpinan pesantren kala itu agar kelak kalau sudah ‘jadi orang’ selalu jaga integritas, tidak serakah, dan tidak memakan hak orang lain.

“Yang paling berkesan di sini, dulu saat saya mondok, setiap pagi saya selalu diajak sarapan sama Kyai Mardliyyan, terus saya disuruh makan, terus suruh nambah lagi sampai perut terasa kenyang banget. Kyai bilang: ayo makan, tambah lagi, saya jawab; sudah Kyai, sudah kenyang. Lalu Kyai Mardliyyan bilang; manusia itu butuhnya cuma segitu. Suatu saat nanti kalau kamu jadi orang, jangan serakah. Orang mau numpuk harta seberapa banyak, butuhnya cuma segitu,” kata Mahfud menceritakan pendidikan moral dari Kyai Mardliyyan, pada awal pekan ini.

Mahfud mengaku, pendidikan moral dari Kyai Mardliyyan ini masih ia pegang teguh saat dirinya mulai mendapat amanah di pemerintahan bersama Presiden Gus Dur, hingga saat ini di Pemerintahan Presiden Jokowi. “Itulah pelajaran moral dari Kyai Mardliyyan dan hingga saat ini masih saya pegang teguh,” jelas Mahfud yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Pada tahun 1968, Mahfud kecil menghabiskan waktu kanak-kanaknya di Pondok Pesantren, di sebuah panggung kecil sederhana yang terbuat dari kayu.

“Di sini saya belajar ngaji, belajar Safina (Kitab Safinatun Najah, red), belajar Sullam (Kitab Sullamut Taufiq, red) dan lain sebagainya,” kata Mahfud lanjut berkisah. “Jangan tamak dan jangan serakah. Jangan makan barang haram, karena akan menjadi penyakit bagi diri kita, hidup tidak tenang, mimpinya jelek terus. Ada pemadam kebakaran lewat takut, dikira KPK,” ujar Mahfud menegaskan.

 

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.