Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Klarifikasi Soal Bincang Pakai HP Saat Pengarahan Presiden di Istana

Para petinggi Polri dipanggil Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat (14/10/2022). (foto: detik.com/marlinda)



JAKARTA -- Warganet ramai-ramai menyoroti Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, yang menggunakan ponsel atau handphone (HP) saat sejumlah perwira tinggi dipanggil Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Negara, Jumat (14/10/2022). Padahal, dalam lawatan itu Jokowi mengimbau kepada para anggota polisi untuk tidak membawa ponsel, tongkat komando, hingga topi ke Istana Negara.

Lewat potongan video yang beredar di medsos Twitter, warganet membagikan cuplikan video dari televisi nasional berdurasi 24 detik. Dalam video terlihat Irjen Fadil sedang duduk di antara jajaran anggota polisi di Gedung Krida Bakti, Sekretariat Negara, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat.

Tak lama berselang, ada seorang wanita berbusana batik dengan rambut panjang menghampiri Irjen Fadil yang masih memakai masker. Wanita itu memberikan ponsel kepada Irjen Fadil, kemudian rjen Fadil berbincang lewat ponsel tersebut dengan posisi setengah menunduk.

Video tersebut merupakan potongan siaran Kompas TV, dan diunggah oleh akun @TeguhWidiarto dan ditonton lebih dari 10 ribu kali.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumpulkan ratusan pejabat menengah (pamen) dan pejabat tinggi (pati) Polri di Istana Negara, Jakarta. Total ada 559 anggota Polri yang hadir secara langsung. Polisi yang hadir dilarang memakai topi, membawa tongkat komando, dan ponsel dan tak perlu didampingi oleh ajudan.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil sudah memberikan klarifikasi bahwa ia tak membawa HP di Istana Negara, tetapi HP itu diantar oleh staf Setneg RI karena ada perintah penting dari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

"Kejadian itu sebelum pengarahan Presiden Jokowi. Kapolda Metro Jaya tak bisa dihubungi siapa pun karena memang tidak membawa HP," ujar Kapolri yang turut memberikan klarifikasi, Sabtu (15/10/2022).

(dpy)

Berikut adalah video kejadian yang lebih lengkap (bukan sepotong untuk keperluan fitnah).


 

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.