Muhammadiyah dan Indonesia Emas

Syaefudin Simon. (foto: istimewa)


Oleh Syaefudin Simon *)

Aset Muhammadiyah, sekolah, rumah sakit (RS), dan perguruan tinggi (PT) -- sudah lebih dari Rp 320 triliun. Muhammadiyah adalah jamiah Islam terkaya di dunia.  

Saat ini jika mau membangun PT dan RS Muhammadiyah  di mana pun -- bank rebutan membiayainya.

Di Bekasi, misalnya, Unisma sudah dibeli Muhammadiyah. Rencana mau dibangun Universitas Islam Internasional Muhammadiyah.  

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT),  Universitas Muhammadiyah adalah PT swasta favorit. Mahasiswanya 80 persen non-Islam. Juga di wilayah Indonesia Timur lain yang mayoritas orang Kristen. Universitas Muhammadiyah berperan memajukan pendidikan tanpa melihat apa agamanya. Bahkan kini perguruan Muhammadiyah sudah berdiri di Malaysia dan Australia.

Melihat peran Muhammadiyah yang amat besar dalam  membangun Indonesia, kita berharap pimpinan persyarikatan yang terpilih di Muktamar ke-48, 18-20 November 2022 di Solo adalah orang yang berpikir inklusif dan berjiwa rahmatan lilalamin. Jiwa yang menyayangi semua species ciptaan Tuhan di seluruh alam.

Jangan pernah sekali pun Muhammadiyah memilih orang partai atau politisi untuk menjadi pimpinan pusat. Orang partai mudah tergelincir melihat kekuasaan.

Muhammadiyah lebih besar dari sekadar kekuasaan. Karena Muhammadiyah adalah cinta dan muamalah. Muhammadiyah adalah "Tangan Tuhan" untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan di muka bumi.

Muhammadiyah harus membuktikan bahwa Muslim Indonesia lebih baik pikiran dan amalnya dari Muslim Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika Utara.

Kader Muhammadiyah, almarhum Kuntowijoyo pernah menyatakan, Islam masa depan yang sinarnya menerangi dunia akan datang dari Indonesia. Dan itu adalah Muhammadiyah.

Tapi jika generasi muda Muhammadiyah terjebak pikiran eksklusif dan terseret arus wahabisme, salafiyahisme, tunggulah kehancuran Muhammadiyah. Jika Muhammadiyah hancur, negeri ini pun akan ikut hancur.

Kita, bangsa Indonesia, tentu tidak berharap seperti itu. Harapan kita Muhammadiyah akan mengawal persyarikatan menjadi Islam inklusif yang mengantar Nusantara menjadi Indonesia Emas.

Selamat Muktamar. We love Muhammadiyah.

Jumat, 18 November 2022

 
*) Penulis buku biografi, Pak AR Sang Penyejuk, 2018


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.