Survei Charta Politika: Dibanding dengan Prabowo dan Anies, Ganjar Menang Telak

Dari hasil sejumlah survei, elektabilitas Ganjar Pranowo (kiri), Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto (kanan) tertinggi di Pilpres 2024. (foto: afp, pemprov jateng, pemprov dki jakarta)

JAKARTA -- Charta Politika Indonesia merilis hasil survei terbaru periode 8 Desember hingga 16 Desember 2022. Dari hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar Pranowo masih yang tertinggi dibanding kandidat calon presiden (capres) lainnya, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Survei tersebut dilakukan dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.220 orang responden dengan margin of error 2,82 persen. Dalam survei itu, elektabilitas Ganjar Pranowo mencapai 31,7 persen, sementara Anies Baswedan 23,9 persen, dan Prabowo Subianto 23,0 persen.

"Sudah bisa dipastikan, tiga besar ini memang jauh sekali dengan nama-nama yang lain. Bisa dikatakan tiga besar ini paling memenuhi prasyarat apabila menggunakan indikator keinginan dari publik atau masyarakat," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam konferensi pers virtual bertajuk: Catatan Akhir Tahun Tren Persepsi Publik dan proyeksi Politik Menuju 2024, Kamis (22/12/2022).

Yunarto melanjutkan, di peringkat empat, Ridwan Kamil masih stabil dengan angka 5,8 persen, disusul Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,3 persen, Sandiaga Uno 2,0 persen, Puan Maharani 1,5 persen, Khofifah Indar Parawansa 1,2 persen, Erick Thohir 1,1 persen, dan Airlangga Hartarto 0,7 persen.

"Ada kecenderungan, daerah yang Pak Jokowi kuat, sekarang dikuasai Ganjar. Ada kecenderungan, daerah yang dulu dikuasai oleh Pak Prabowo, mulai digerogoti oleh Anies dan Ganjar," jelas Yunarto.

Dari survei ini, Yunarto mengatakan, kondisi Pemilu 2024 tidak akan berdiri sendiri dan masih akan terpengaruh oleh kondisi yang pernah terjadi di pemilu sebelumnya. Masih ada kecenderungan terjadinya pembelahan. "Kecenderungan orang yang menginginkan kelanjutan, melihat bahwa ini kemudian pantas diemban oleh Ganjar karena dianggap paling identik sehingga itu yang menyebabkan Ganjar mendapatkan penguasan di daerah-daerah yang dulu Jokowi juga kuat," kata dia menegaskan.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.