Pemerintah akan Evaluasi Subsidi Kendaraan Listrik

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Moeldoko. (foto: setkab.go.id)


JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Moeldoko mengatakan, pemerintah akan mengevaluasi kebijakan subsidi kendaraan listrik. Evaluasi dilakukan agar kebijakan ini bisa berjalan efektif.

"Terkait subsidi kendaraan listrik, pemerintah akan mengevaluasi agar bagaimana kebijakan ini bisa berjalan efektif. Beberapa di antaranya terkait perbedaan insentif dan subsidi, mekanisme pemberian subsidi dan insentif, dan lain-lainnya, nanti akan dievaluasi," kata Moeldoko dalam acara pembukaan pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (17/5/2023), dikutip dari siaran pers KSP pada Kamis (18/5/2023).

Moeldoko menilai, pengembangan kendaraan listrik secara tidak langsung juga akan mendukung pengembangan di sektor lainnya. Pasalnya, saat ini, APBN banyak digelontorkan untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Ketika kendaraan listrik sudah banyak digunakan, maka harapannya alokasi APBN tersebut dapat digeser untuk pengembangan sektor kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya.

Lebih lanjut, Moeldoko pun optimistis terhadap industri kendaraan listrik di Indonesia yang berkembang pesat dan diharapkan memiliki daya ungkit secara global.

Menurut Moeldoko yang juga merupakan Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), pada pertemuan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo pekan lalu, pimpinan negara-negara ASEAN sepakat mengenai perlunya membangun ekosistem yang mendukung perkembangan EV di Asia Tenggara.

"Khususnya, Indonesia memiliki sumber daya yang mendukung keberlanjutan dan pengembangan industri kendaraan listrik," kata Moeldoko.

Moeldoko menambahkan, lima negara ASEAN yakni Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia telah sepakat mengembangkan baterai listrik untuk kepentingan masa depan. Kesepakatan itu akan dilanjutkan melalui aksi nyata pengembangan penelitian bersama.

"Ini menunjukkan Indonesia menjadi faktor leverage (pengungkit) atas berkembangnya mobil listrik dunia. Upaya pengembangan EV (Electric Vehicle) masif dilakukan Indonesia saat memegang keketuaan ASEAN," kata Moeldoko menjelaskan. "Untuk itu saya berharap para pengusaha, investor, pemegang kebijakan, jangan ragu bahwa EV adalah mobil masa depan untuk kepentingan dunia yang semakin bersih dan untuk keberlanjutan hidup anak cucu kita."


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.