MUI Imbau tak Saling Menghujat Meski Ada Perbedaan Idul Adha 2023

Shalat Idul Adha/ilustrasi. (foto: pixabay)

JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Selasa (20/6/2023), dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (29/6/2023) mendatang. Ketetapan ini diambil setelah Kementerian Agama (Kemenag) RI dan pihak terkait menggelar Sidang Isbat di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jl. MH Thamrin, Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Abdullah Djaidi mengatakan, keputusan tersebut telah diambil berdasarkan berbagai pertimbangan.

“Dan di antaranya kami dari MUI telah memberikan pertimbangan berkenaan dengan hasil kajian, baik secara hisab ataupun rukyat,” ujar Kiai Djaidi saat konferensi penetapan awal Dzulhijjah di Kantor Kemenag, Jl. MH Thamrin, Jakarta, Minggu (18/6/2023) malam, dikutip dari Antara, Senin (19/6/2023).

Namun, sebagian kalangan umat Islam Indonesia masih ada yang berbeda pendapat dengan keputusan pemerintah ini, termasuk Muhammadiyah. Sejak jauh hari, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idul Adha 2023 akan jatuh pada 28 Juni 2023.

Dengan adanya perbedaan pendapat terkait penentuan awal Dzulhijjah dan Idul Adha ini, Kiai Djaidi pun mengimbau kepada umat Islam di Indonesia agar tidak saling menghujat. “Mudah-mudahan kami berharap perbedaan ini janganlah sampai memicu pertikaian di antara kita, saling menghujat, saling menafikan yang satu dengan yang lain, saling menganggap dirinya paling benar,” jelas dia.

Lebih lanjut, Kiai Djaidi juga mengingatkan agar di bulan Dzulhijjah ini umat Islam melaksanakan ibadah puasa Arafah pada 9 Dzluhijjah dan melaksanakan ibadah kurban. Karena, menurut dia, terdapat banyak keutamaan di 10 hari pertama Dzulhijjah sebagaimana yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW.

“Perbedaan hari raya ini adalah sebuah celah yang kemudian kita bisa melihat bahwa di bulan Dzulhijjah ini ada namanya kurban. Nah kurban ini bagian dari kesalehan sosial kita yang kita tak boleh lupakan,” kata Kiai Djaidi menjelaskan. “Mudah-mudahan perbedaan ini bisa tersingkirkan dengan pemahaman kita tentang Idul Adha itu sendiri sebagai idul qurban, sehingga kita saling bantu membantu, saling bersama-sama melaksanakan hal ini sebagai bagian kesalehan sosial dalam kehidupan.”

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.