Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid Harap Hakim MK Berbuat Adil Tangani Sengketa Pemilu 2024

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. (Foto: MPR RI)

 

JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid berharap para hakim Mahkamah Konstitusi (MK) betul-betul berbuat adil dan berani menegakkan kebenaran serta menolak intervensi saat menangani perkara sengketa Pemilu 2024 yang sedang berlangsung. Ia mengatakan, saat ini momentum tepat bagi para hakim MK untuk menegakkan kebenaran seadil-adilnya karena dalam suasana bulan suci Ramadhan.

Bagi umat Muslim, Hidayat mengatakan, saat ini adalah fase terhindar dari api neraka.

"Sekarang bola ada di Mahkamah Konstitusi. Dan MK, diisi oleh para hakim, bukan hanya beragama, tapi dipersyaratkan untuk juga menjadi negarawan," kata Hidayat dalam keterangan resminya, Rabu (27/3/2024).

Menurut Hidayat, putusan dari hakim MK yang adil dan benar akan lebih diterima oleh siapapun, baik yang kalah maupun yang menang. Karena, lanjut dia, mereka yang dinyatakan menang kemudian terkoreksi, juga akan legowo kalau memang terbukti ada kebohongan.

"Karena itu penting untuk menghukumi dengan melaksanakan kebenaran dan keadilan, dengan mengoreksi kecurangan dan pelanggaran aturan hukum, serta benar-benar berlaku yang independen," kata Hidayat.

Hidayat menambahkan, upaya melawan kecurangan pemilu yang dilakukan melalui MK adalah bagian dari aturan yang dibuat oleh konstitusi. Sehingga hal itu adalah kesepakatan yang harus ditaati bersama.

Selain itu, Hidayat juga mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memahami pemilu telah berlalu, tetapi hasil dari pemilu itu menyisakan masalah. Maka, menurutnya, PKS menggunakan hak konstitusional untuk memperjuangkan keadilan melalui mekanisme yang berlaku.

Hidayat juga mengajak kepada masyarakat untuk menanggapi dinamika politik yang terjadi di bulan Ramadhan ini sebagai katalisator atau pintu pembuka bagi setiap pemeluk agama untuk segera bangkit dari apapun kondisi yang terjadi sebelumnya.

Menurut Hidayat, masyarakat perlu mensyukuri kebhinekaan yang mementingkan “ketunggalikaan”, baik keberagaman dalam hal seni budaya, orientasi politik, maupun keberagaman agama. Agama juga, sambung dia, berkontribusi besar menjaga kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk setelah pemilu lima tahunan yang telah berlangsung beberapa waktu lalu.

 

(nnn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.