Setelah Twitter dan Facebook, Amazon PHK Massal Ratusan Karyawan

Perusahan Amazon akan melakukan PHK massal ratusan karyawan. (foto: shutterstock)

NEW YORK -- Perusahaan teknologi dan perdagangan berbasis online asal Amerika Serikat, Amazon, melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal di jajaran perusahaannya. Amazon menjadi perusahaan teknologi terbaru, setelah Twitter dan Facebook, yang memangkas tenaga kerja di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang cakupan krisis ekonomi global yang lebih luas.

Pada Selasa (15/11/2022) pihak Amazon memberi tahu otoritas regional di California, Amerika Serikat, bahwa perusahaan akan memberhentikan sekitar 260 pekerja di berbagai fasilitas yang mempekerjakan ilmuwan data, insinyur perangkat lunak, dan pekerja lainnya. PHK itu berlaku efektif mulai 17 Januari 2023.

Amazon mempekerjakan lebih dari 1,5 juta pekerja secara global. Raksasa ritel online, termasuk raksasa teknologi dan media sosial lainnya, memperoleh keuntungan yang cukup besar selama pandemi Covid-19 karena kebijakan lockdown yang membuat sebagian besar orang tidak keluar rumah. Sebagian besar orang berbelanja lewat e-commerce. Tetapi pertumbuhan pendapatan melambat karena pandemi mereda dan konsumen kurang bergantung pada e-commerce.

Amazon yang berbasis di Seattle ini melaporkan dua kerugian berturut-turut tahun ini. Kerugian didorong oleh penurunan nilai investasi sahamnya di start-up kendaraan listrik Rivian Automotive. 
 
Dalam upaya untuk mengurangi biaya, Amazon telah menghentikan beberapa proyeknya, termasuk anak perusahaan fabric.com, Amazon Care, dan robot pengiriman rumah Scout. Amazon juga menunda atau membatalkan rencana untuk menempati beberapa gudang baru di seluruh negeri.

Chief Financial Officer Amazon, Brian Olsavsky mengatakan, perusahaan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi periode pertumbuhan yang lebih lambat dan berhati-hati untuk merekrut karyawan dalam waktu dekat.

Amazon akan menghentikan sementara perekrutan tenaga kerja korporatnya karena menghadapi biaya tinggi. Karyawan yang bekerja di unit berbeda, termasuk Alexa dan platform cloud gaming Amazon Luna, diberhentikan pada Selasa (15/11/2022).

“Sebagai bagian dari proses peninjauan perencanaan operasi tahunan kami, kami selalu melihat setiap bisnis kami dan apa yang kami yakini harus kami ubah,” ujar juru bicara Amazon, Kelly Nantel, dikutip dari kantor berita AP.

Analis di Wedbush Securities, Daniel Ives, yakin Amazon kemungkinan akan mempertahankan tenaga kerja dan investasinya di area yang menguntungkan seperti unit komputasi cloud AWS. Amazon akan memangkas biaya di area non-strategis seperti Alexa dan proyek moonshot lainnya.

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.