Indo Barometer: Ganjar Kena Dampak Pembatalan Piala Dunia U-20, Elektabilitasnya Bisa Tergerus

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (foto: setkab.go.id/agung humas)

JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjadi sosok bakal calon presiden (capres) yang elektabilitasnya terkena dampak akibat pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh FIFA.

"Mengenai dampak terhadap suara bagi capres dan partai politik, saya kira yang paling menonjol kepada Ganjar Pranowo karena Ganjar adalah tokoh yang sangat populer, sangat dikenal," kata Qodari dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Senin (3/4/2023).

Dalam konteks pembatalan itu, menurut Qodari, Ganjar memiliki peran paling nyata dan terlihat oleh publik. Kekecewaan masyarakat, khususnya para pecinta sepak bola Tanah Air, ditumpahkan terhadap Ganjar. Warganet pun ramai menumpahkan kekesalan di akun media sosial terverifikasi milik Ganjar.

"Pembatalan dilihat sebagai dampak dari penolakan Ganjar Pranowo sebagai salah satu provinsi tuan rumah dari diselenggarakannya Piala Dunia U-20. Arah serangan atau arah kemarahan dari penggemar sepak bola dan khususnya warganet itu kepada Ganjar Pranowo," jelas Qadari.

Qodari mengatakan, potensi elektabilitas Ganjar Pranowo tergerus antara 5 sampai 10 persen karena jumlah penggemar sepak bola Indonesia bisa mencapai 60 persen hingga 70 persen dari total penduduk Indonesia.

Namun, untuk angka pasti berapa persen selisihe lektabilitas Ganjar, Qadari mengatakan, harus menunggu hasil rilis dari lembaga survei.

Selain kekecewaan dari para penggemar sepak bola, Qodari memprediksi elektabilitas Ganjar akan merosot karena dianggap sebagai antitesa dari Presiden RI Joko Widodo. Suara dukungan kepada Ganjar, lanjut dia, diyakini berasal dari Presiden Jokowi. Namun, ketika dinilai berlawanan, suara tersebut akan lari.

"Dalam konteks Piala Dunia U-20, Ganjar posisinya diametral bertentangan dengan Jokowi. Istilah saya itu ya antitesis. Jadi, Ganjar telah menjadi antitesis Jokowi," jelas Qadari.

Qadari juga menilai basis dukungan terhadap Ganjar masih belum sekuat dukungan terhadap Presiden Jokowi.

"Sebetulnya, basis pemilihnya Ganjar itu sangat voletile (tidak stabil), sangat cair, rapuh, sangat tergantung juga penilaian mereka seberapa jauh Ganjar itu harmoni selaras dengan Pak Jokowi," ujar Qodari menegaskan.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.