Raja Salman dan Xi Jinping Bertemu, Proyek Jumbo Senilai Rp 456 Triliun Diteken

Raja Salman dan Presiden Cina, Xi Jinping (kanan). (foto: arabnews.com)

RIYADH -- Presiden Cina Xi Jinping telah tiba di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (7/12/2022). Jinping diagendakan akan berada di Saudi selama tiga hari dan berpartisipasi dalam tiga konferensi tingkat tinggi (KTT).

Ini merupakan kunjungan pertama Jinping ke Arab Saudi sejak 2016. Lawatannya kali ini merupakan pemenuhan undangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Saat tiba di King Khalid International Airport, Jinping disambut Gubernur Riyadh Pangeran Faisal bin Bandar dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

Pertemuan antara Presiden Cina, Xi Jinping, dan Raja Salman bin Abdulaziz di Riyadh, Arab Saudi, pun membuahkan transaksi ekonomi yang fantastis.

Dilansir dari Saudigazette, Kamis (8/12/2022), diperkirakan ada 20 perjanjian yang ditandatangani dengan nilai 110 miliar Saudi Riyal atau Rp 456 triliun dalam kunjungan Jinping ke Arab Saudi, selama tiga hari, 7-10 Desember 2022.

Perjanjian kemitraan strategis antara Arab Saudi dan Cina juga akan ditandatangani, selain rencana harmonisasi antara Visi Kerajaan 2030 dan Inisiatif Sabuk dan Jalan Cina.

Akan ada tiga pertemuan penting yang terselenggara di Arab Saudi selama Jinping berada di sana, yakni pertama KTT Saudi-Cina; KTT Teluk Riyadh-Cina untuk Kerja Sama dan Pembangunan; dan KTT Arab-Cina Riyadh untuk Kerja Sama dan Pembangunan.

Raja Salman akan memimpin langsung pihak Saudi dalam KTT tersebut. Penguatan kerja sama bilateral dilaporkan akan menjadi isu utama yang dibahas dalam konferensi bilateral itu.

“Ini akan menjadi acara diplomatik terbesar dan tingkat tertinggi antara Cina dan dunia Arab sejak berdirinya Republik Rakyat Cina. KTT ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan Cina-Arab,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Rabu (7/12/2022), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Mao menjelaskan, di tengah percepatan perubahan global dan pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir, dunia telah memasuki periode baru fluiditas serta perubahan. “Menyelenggarakan China-Arab States Summit pertama merupakan keputusan strategis bersama kedua belah pihak untuk memperkuat solidaritas dan koordinasi dalam situasi saat ini,” tegasnya.

 

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.