Meski Berseberangan Secara Politik, Prabowo Subianto dan Surya Paloh Tetap Bersahabat

Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh (kanan) menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). (foto: merdeka.com/arie basuki)


BOGOR -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/3/2023). Usai pertemuan tertutup yang berlangsung selama sekira tiga jam itu, Prabowo mengatakan, ia bersepakat dengan Surya untuk menghormati keputusan masing-masing partai politik (parpol).

"Saya berbicara cukup luas, cukup mendalam. Kami dapat suatu kesimpulan tertentu. Kami sepakat untuk saling menghormati keputusan politik masing-masing, sepakat bahwa kami ingin suasana bangsa dan negara selalu dalam keadaan damai, dalam keadaan rukun," ujar Prabowo, kepada awak media, Minggu (5/3).

Menurut Prabowo, persaingan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 merupakan hal yang lumrah. Namun, rivalitas tersebut jangan sampai membuat kerukunan antarpolitikus tersebut rusak bahkan tak berkomunikasi lagi.

"Bahwa persaingan, rivalitas itu perlu, bahwa kami juga tidak boleh takut dengan oposisi, tapi oposisi yang selalu konstruktif, selalu damai, dan selalu dalam kerangka NKRI, dan selalu dalam kerangka Pancasila, selalu dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika," jelas Prabowo.

Prabowo dan Surya sudah bersahabat sejak lama, bahkan sebelum keduanya masuk ke kancah dunia politik. Persahabatan tersebut berlanjut hingga kini, meskipun keduanya sudah memiliki keputusan politik tersendiri.

"Ini sebetulnya pertemuan dua sahabat yang kebetulan hari ini berkecimpung di bidang politik, keterpanggilan kami sebagai warga negara. Sebagai patriot ingin berbakti kepada bangsa dan negara," ujar Menteri Pertahanan RI itu.

Adapun Surya mengatakan, ia memiliki kesepahaman bahwa komunikasi harus terus terjaga. Jangan sampai perbedaan pilihan politik membuat kedua mantan politikus Partai Golkar itu bermusuhan. "Membangun kesadaran publik dan membangun kedewasaan dalam berpolitik tak kalah pentingnya dengan hubungan komunikasi yang kami perankan untuk memberikan kontribusi," kata dia menegaskan.

 

(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.