Di Tengah Konflik Gaza, IOC Peringatkan Soal Protes Para Atlet di Olimpiade Paris 2024



Komite Olimpiade Internasional (IOC). (foto: ioc)



JAKARTA -- Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah memperingatkan terhadap protes “anti-Semit” di Olimpiade 2024 Paris terkait dengan serangan Israel yang membabi buta di Gaza dan meningkatnya jumlah korban nyawa ribuan warga sipil Palestina, sekitar setengahnya adalah perempuan dan anak-anak, yang terbunuh oleh serangan Israel. 


IOC menekankan dedikasinya pada prinsip tanggung jawab individu dan menekankan bahwa atlet tidak boleh dimintai pertanggungjawaban atas tindakan pemerintah masing-masing. Namun, penekanan IOC ini berbeda dengan pengecualian pada Rusia.


Dalam kasus perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh atlet atau ofisial, IOC bekerja sama dengan Komite Olimpiade Nasional terkait dan Federasi Olahraga Internasional untuk memastikan tindakan cepat, seperti yang ditunjukkan pada Olimpiade Tokyo 2020.


Dikutip dari Canberra Times, Kamis (2/11/2023), referensi ini berkaitan dengan pemain judo asal Aljazair Fethi Nourine yang bersama dengan pelatihnya menerima saksi larangan bertanding 10 tahun dari badan pengelola olahraga global tersebut karena mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo. Nourine saat itu menghindari kemungkinan pertemuan putaran kedua dengan Tohar Butbul dari Israel. Protes serupa juga terjadi di Olimpiade dan acara olahraga lainnya sebelumnya.


Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli bahwa lebih banyak kasus serupa yang melibatkan atlet dari Israel dan negara-negara Arab dapat muncul selama Olimpiade Paris 2024.


Pegulat Palestina Rabbia Khalil yang berlatih di Jerman dan bercita-cita berkompetisi di Paris, menyatakan keengganannya bersaing dengan atlet Israel. Ia mengingatkan bahwa lebih banyak atlet Arab atau pro-Palestina akan memboikot kompetisi jika diharuskan bersaing dengan atlet Israel karena para atlet mungkin semakin siap menerima konsekuensi sanski yang terkait.


Namun, meskipun Rusia tidak termasuk di dalamnya, juru bicara IOC menegaskan konsep dasar Olimpiade, yaitu menyatukan dunia dalam kompetisi yang damai, dan menekankan bahwa olahraga harus berfungsi sebagai sarana untuk membangun jembatan, bukan menciptakan perpecahan atau tembok. 


IOC menganggap kesatuan Gerakan Olimpiade penting bagi masa depan olahraga yang benar-benar berbasis nilai dan global, dan IOC menentang kekuatan politik yang memecah belah yang menentukan partisipasi atlet berdasarkan afiliasi politik.



(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.