Survei Terbaru IPE: Elektabilitas Ganjar-Mahfud di Puncak, Disusul Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin
Survei terbaru IPE yang disampaikan pada 2 Januari 2024. (Foto: IPE)
JAKARTA -- Kepuasan masyarakat Indonesia terhadap Kepemimpinan Jokowi menurun akibat ketidakkonsistenan Presiden RI Jokowi dalam bertindak, bersikap dan berpolitik. Hal ini ternyata berimbas pada turunnya elektabilitas pasangan Prabowo/Gibran di awal tahun 2024.
Direktur Survey dan Data Indonesia Political Expert (IPE) Agustanto Suprayoghi saat melakukan diseminasi hasil SPEED (Survey Politik Ekonomi dan Elektabilitas Capres/Cawapres, Legislatif, DPD) putaran ketiga (Desember 2023), menyatakan, menjelang kurang dari 43 hari gelaran pemilu, seharusnya seluruh mesin partai, mesin pemenangan digerakkan massif di daerah.
"Jika ini dilakukan, maka peningkatan elektabilitas pasti terjadi. Ini terbukti, dengan naiknya elektabilitas pasangan 01 dan 03 secara signifikan," ujar Agustanto di bilangan Jalan Jaksa, Jakarta, seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/1/2024).
Berdasarkan hasil SPEED, lanjut Agustanto, pasangan Ganjar/Mahfud saat ini memiliki angka elektabilitas tertinggi dibandingkan pasangan calon lain.
“Pasangan 03 elektabilitasnya mencapai 33,57 persen, sementara pasangan 02 hanya 31,25 persen. Sementara untuk kenaikan elektabilitas semenjak Agustus hingga Desember 2023, Pasangan 01 berhasil menaikkan elektabilitasnya sebesar 3 persen, pasangan 02 naik hanya 1,23 persen, sementara pasangan 03 sebesar 3,12 persen," jelas Agustanto.
Menurut Agustanto, kenaikan elektabilitas pasangan 03 mempunyai relevansi yang cukup kuat dengan figur idaman capres-cawapres yang diinginkan masyarakat, yakni dekat dengan rakyat, bebas KKN/korupsi, jujur, dan dipercaya.
Terkait turunnya kepuasan masyarakat kepada kinerja Jokowi, sambung Agustanto, tentu ini berimbas pada elektabilitas pasangan Prabowo. Dari ketiga paslon, kenaikan elektabilitas terendah didapat pasangan 02 tersebut.
“Kalau mau dirasionalisasi, bisa jadi penurunan kepuasan terhadap Jokowi ini diakibatkan oleh suguhan di sosial media, tayangan di flash news, Tiktok yang memang begitu massif menginformasikan dan membandingkan ucapan Presiden Jokowi yang nyata berubah. Dan masyarakat menyaksikan ini semua,” kata Agustanto menjelaskan.
Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan oleh IPE semenjak Agustus sampai dengan Desember 2023, ada beberapa temuan penting terkait hasil survei yang bertajuk "Survei Politik dan Elektabilitas Capres-Cawapres Pemilu Indonesia 2024 (SPEED)" tersebut.
Pertama, soliditas pasangan 01, Anies-Muhamin, dalam melakukan kampanye secara gerilya dan mengkonsolidasikan basis massa NU mendapatkan hasil yang cukup baik, ini terbukti ada kenaikan yang signifikan pada elektabilitas pasangan (Agustus- Desember).
Kedua, turunnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mempunyai relevansi yang cukup erat mengapa elektabilitas pasangan 02, Prabowo-Gibran, terkesan jalan di tempat atau tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan paslon 01 dan atau 03.
Ketiga, alasan mengapa responden/masyarakat memilih pasangan 02 bukan karena visi-misinya. Mereka memilih pasangan 02 dikarenakan bantuan sosial (bansos) yang mereka terima selama rentang Oktober – Desember 2023.
Keempat, tidak ada turbulensi politik dan hal-hal yang bersifat mengganggu personifikasi pasangan 01 dan 03, bisa pula menjadi faktor mengapa elektabilitas kedua pasangan ini bergerak dan meningkat.
Kelima, sosialisasi atas misi-visi pasangan capres-cawapres masih menjadi pekerjaan rumah (PR) utama bagaimana mengkomunikasikan visi misi tersebut secara baik. Contoh misalnya, KTP Sakti yang digadang-gadang menjadi salah satu program yang mampu mendongkrak elektabilitas pasangan 03, ternyata masih kalah dengan program bansos, padahal substantifnya sama.
Agustanto melihat bahwa kemungkinan untuk mengalahkan pasangan 02 satu-satunya jalan adalah pasangan 01 dan 03 melakukan koalisi bersama kembali.
“Kebersamaan Nasdem dan PDIP sebagai gerbong utama 01 dan 03 sebetulnya bukan barang baru. Bersatunya dua poros partai besar ini sebetulnya telah teruji saat mereka mengusung Jokowi sebagai Presiden RI. Tinggal sekarang dilihat, siapa yang memenangkan putaran pertama, Ganjar/Mahfud atau Anies/Muhaimin,” kata Agustanto menegaskan.
(eye)
Post a Comment