Dir Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi: Ganjar Sebut Jangan Pilih Capres Pelanggar HAM, Itu demi Ingatkan Jokowi

Capres 2024 Ganjar Pranowo presentasi dengan latar belakang foto Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (Foto: tv ui)

JAKARTA -- Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, menanggapi pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat kelima Pilpres 2024 di JCC Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Dalam debat itu, Ganjar mengaku sependapat dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak memilih capres yang melanggar hak asasi manusia (HAM), berpotongan diktator, hingga punya rekam jejak masalah korupsi.

"Mas Ganjar mengadaptasi petuah Pak Jokowi di 2019: 'Jangan memilih pemimpin yang memiliki potongan diktator atau otoriter, termasuk yang memiliki rekam jejak kejahatan HAM'," ujar Islah dalam cuitan di akun media sosial X miliknya, baru-baru ini.

Islah melanjutkan, Ganjar bermaksud mengingatkan Jokowi supaya konsisten kepada ucapannya sendiri, dan tidak "mencla mencle".

Islah mengaku, pada 2014 dirinya dan teman-teman mendukung Jokowi karena tidak mau Prabowo menjadi presiden. Lalu pada Pilpres 2019, ia menyatakan pihaknya tetap mendukung Jokowi karena tidak mau Prabowo menjadi presiden.

"Di 2024, meski Jokowi mendukung Prabowo, kami tetap tidak mau Prabowo jadi presiden! Nah, kira-kira yang 'mencla mencle'  lalu siapa?," tegas Islah.

Lima tahun yang lalu dalam debat capres 2019, Jokowi mengingatkan publik untuk tidak memilih calon yang punya potongan diktator dan otoriter serta yang punya rekam jejak pelanggar HAM.

Pernyataan Jokowi itu diucapkan lagi oleh Ganjar dalam debat kelima Pilpres 2024, Minggu (4/2/2024).

 

(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.