Gerakan #RukunSamaTeman: Bangun Sekolah Aman dan Nyaman

Memperingati Hari Anak Sedunia dan menjelang Hari Guru Nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan kegiatan Jalan Sehat bertajuk #RukunSamaTeman pada Minggu (23/11/2025) di Jakarta. (Foto: BKHM Setjen Kemendikdasmen)
 

JAKARTA -- Memperingati Hari Anak Sedunia dan menjelang Hari Guru Nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan kegiatan Jalan Sehat bertajuk #RukunSamaTeman pada Minggu (23/11/2025) di Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan peran murid sebagai teman sebaya yang saling mendukung, mendengarkan, dan membantu teman yang membutuhkan, terutama dalam mencegah perundungan dan berbagai bentuk kekerasan. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, menyatakan pentingnya gerakan ini sebagai bagian dari penguatan budaya antikekerasan di sekolah. Inisiatif nasional ini merupakan bagian dari upaya memperkuat nilai karakter peserta didik yang sejalan dengan pesan Presiden RI Prabowo Subianto untuk generasi muda, yakni belajar yang baik, mencintai orang tua, menghormati guru, rukun bersama teman, serta mencintai tanah air.

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk lebih memperkuat gerakan antikekerasan di sekolah dengan tema yang sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Dengan tagline #RukunSamaTeman, ini adalah sebuah gerakan yang bersifat kultural dan tak terlalu struktural untuk kita membangun budaya saling menghormati, saling menerima, juga saling berbagi, dan bersama-sama melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif untuk kita semua, untuk dapat memiliki hubungan sosial yang baik, kehidupan, lingkungan sekolah dan budaya sekolah yang aman dan nyaman,” ujar Mendikdasmen, Minggu (23/11/2025).

Pentingnya membangun karakter unggul bagi generasi penerus, menurut Menteri Mu’ti, harus ditekankan di manapun berada. Pendidikan di sekolah yang menjadi menunjang kapasitas akademik siswa juga harus menjadi ruang tumbuhnya hubungan sosial yang sehat. Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa sekolah adalah ruang tumbuh bersama karena sekolah merupakan rumah bagi seluruh warga belajar, di mana guru berperan sebagai orang tua dan teman-teman menjadi saudara yang saling mendukung.

“Keberhasilan kita di dalam belajar ditentukan oleh bagaimana kita memiliki hubungan sosial yang baik. Semakin banyak kawan, kita akan semakin nyaman. Kalau sekolah kita aman dan nyaman, insya Allah kita semuanya akan dapat belajar dengan tenang, bisa belajar dengan baik, dan bisa berprestasi sesuai dengan bakat dan minat masing-masing,” jelas Menteri Mu`ti.

Sekolah, lanjut Menteri Mu'ti, harus dapat memberikan rasa aman dan kebersamaan harus menjadi fondasi utama dalam lingkungan pembelajaran. Iklim sekolah yang mempraktikkan nilai kepedulian dan saling menghargai akan menciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga setiap anak dapat berkembang secara optimal. “Sekolah adalah rumah kita di mana semua yang ada di sekolah adalah bagian dari keluarga kita,” pesannya.
 
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi menekankan bahwa upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman membutuhkan kolaborasi semua pihak yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Ia mengingatkan bahwa karakter anak dibentuk sejak dari rumah sehingga tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah.

“Karakter yang paling inti itu ada di dalam keluarga, jadi ini harus kolaborasi bersama, penguatan bersama ini kita akan mulai dengan kerja sama dengan berbagai kementerian sesuai dengan tuisinya masing-masing bagaimana saling menguatkan untuk meminimalisir adanya perundungan atau kalau bisa tidak ada perundungan lagi,” jelas Arifah.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menegaskan bahwa kerukunan penting untuk menciptakan sekolah yang nyaman dan penuh kebaikan. Ia menyampaikan, perbedaan adalah hal yang tak terhindarkan sehingga sikap saling menghormati perlu diutamakan, termasuk tidak menilai teman dari asal-usul, penampilan, atau latar belakangnya. 

Hetifah mendorong siswa untuk mengenali potensi diri dan potensi teman serta mencari persamaan di antara semuanya sehingga kerukunan dapat terjaga dan berbagai hal yang tidak diinginkan di sekolah maupun di rumah dapat dicegah.

“Rukun sama teman itu hal penting karena sekolah nyaman penuh kebaikan. Yang penting aman ataupun rukun itu bukan berarti kita tak boleh berbeda, karena perbedaan itu tak bisa terhindarkan. Jadi mudah-mudahan sikap saling menghormati dan menilai teman itu tak dari asalnya, dari penampilannya, atau hal-hal yang terkait dengan latar belakangnya saja. Kenali potensi mereka, kenali potensi kita, dan cari persamaannya. Insya Allah kita akan rukun dan tercegah dari segala hal yang tidak kita inginkan di sekolah maupun di rumah,” ujar Hetifah menjelaskan.

Sebagai bentuk gerakan bersama, kegiatan Jalan Sehat #RukunSamaTeman juga dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah di Indonesia melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen dan sekolah yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Pelaksanaan di daerah memungkinkan partisipasi lebih luas dari murid, guru, orang tua, dan masyarakat, sehingga pesan kampanye dapat mengakar hingga ke tingkat sekolah.

(***)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.