Mengintip Dodol Betawi Hb Toha, Toko Oleh-oleh Khas Betawi yang Buka 24 Jam

Proses pembuatan dodol di Toko Dodol Hb Toha Jakarta Timur. (Foto: Sulistyo/gebrak.id)

JAKARTA -- Jakarta kini sudah memasuki usia 497 tahun. Sebagai ibu kota negara, mencari oleh-oleh khas di kota ini ternyata tidak mudah. 

Walau cenderamata asal Betawi bisa ditemukan di pasar online, namun gerai yang buka 24 jam melayani makanan tradisional warga asli Jakarta sulit ditemukan.

Melihat kesempatan ini, Hb Toha (61 tahun), wirausaha asal Kampung Gedong Jakarta Timur, membuka toko dodol yang bisa didatangi 24 jam. 

“Karena banyak pendatang yang kesulitan cari makanan khas Betawi untuk jadi oleh-oleh di malam hari,” ujar pria yang sudah belajar membuat dodol betawi sejak tahun 1960-an dari ibunya.

Tahun 1996, Hb Toha mulai membuat dan menjual dodol secara keliling menggunakan kendaraan di sekitar Kawasan Jabodetabek. Caranya, dengan menitipkan ke warung-warung, respons pasar cukup baik dan pesanan pun lumayan ramai.

Dalam merintis usaha dodol betawi, Hb Toha mendapatkan bimbingan teknis dan pengawasan dari Kementerian Perdagangan RI di era Gubernur DKI  Sutiyoso untuk menghadapi perdagangan bebas. “Nanti orang luar negeri, boleh jual gado-gado di sini,” cetusnya. 

Setelah mendapatkan bimbingan dan latihan dari Kementerian Perdagangan, Dodol Toha mendapatkan izin usaha, termasuk bagaimana membuat kemasan agar semakin menarik. 

Sejak itu, pesanan makin membludak bahkan Hb Toha mampu mempekerjakan karyawan hingga 32 orang. Dodol Hb Toha tetap mempertahankan cara masak dodol yang otentik. Dimasak menggunakan kayu bakar, kelapanya pun dikupas sendiri. Kayu bakar yang digunakan harus kayu dari pohon rambutan. 

“Karena asap dari kayu rambutan sedikit, bara api tidak membuat hangus, dan dodolnya menjadi wangi dan rasanya legit,” kata pria yang tidak terlalu menyukai keramaian ini. 

Bahan-bahan dodol juga diperoleh dari pemasok khusus yang sudah terpercaya kualitasnya. Untuk mendapatkan kayu rambutan, Hb Toha bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Dinas Pertamanan DKI. “Jadi kalau ada yang nebang pohon rambutan, kayunya bisa kirim ke sini.” 

Hb Toha pernah menggunakan kayu dari pohon selain rambutan. Namun asap yang dihasilkan terlalu banyak hingga membuat pedih mata. Para pekerja meminta kaca mata untuk melindungi dari asap. Biaya jadi membengkak, malangnya lagi, aroma dodol kurang harum dan tidak bertahan lama. 

Untuk memasak dodol betawi membutuhkan kesabaran dan ketelatelan. Bahan dan alat harus higenis (bersih) agar dodol yang dihasilkan bisa bertahan hingga tiga bulan di suhu ruang. “Dodol yang bagus itu yang tahan lama. Dulu saya masih kecil, ibu saya kalau bikin dodol, bisa sampai setahun. Luarnya keliatan buluk, tapi dalamnya bagus,” jelas Hb Toha. 

Di usia yang tidak lagi muda, Dodol Betawi Hb Toha tetap bertahan di tengah gempuran makanan modern dan mancanegara. Hb Toha pun memanfaatkan teknologi platform e-comerce untuk menjangkau pembeli lebih luas dengan membuka tokonya sehari semalam. 

“Saya pernah menerima orderan jam 2-3 pagi, ada aja kurir ojek online yang meminta tolong untuk dilayani karena pemesannya mau pulang jam 8 pagi, dari situlah akhirnya kami buka 24 jam untuk melayani pembeli dari luar daerah yang mencari oleh-oleh khas Betawi,” kata Hb Toha.

Yanto, tukang masak dodol yang berasal dari Cilangkap Jakarta Timur, telah bekerja sejak tahun 2003 di Dodol Toha. Ia berbagi tips agar dodol memiliki rasa gurih, legit, dan bertahan lama.

”Selain kebersihan, gunakan kuali berbahan kuningan. Mengaduk dodol perlu hati-hati. Jika tidak ada kayu rambutan, juga bisa kayu dari pohon duku sebagai bahan bakar,” ujar Yanto. 

Dodol yang matang, lanjut Yanto, ditandai dengan letupan di kuali yang berangsur hilang dan adonan terasa berat saat diaduk. 

Iko (49), wanita karier yang berprofesi sebagai dosen berasal dari Bangka Belitung, berkesempatan mencicip dodol dan geplak buatan Hb Toha. Menurutnya rasanya sangat enak. 

“Baru pertama kali saya mencicipi kue geplak. Dalam pikiran saya geplak itu berwarna-warni dan teksur kelapa masih terlihat. Tapi bentuk dan rasa geplak betawi sangat berbeda,” ujar Iko. 

Geplak betawi merupakan kue yang lembut, gurih, dan berbalut gula halus. Sebelum dimasak, kelapa parut dan tepuk beras disangrai terlebih dahulu. Dalam kebiasaan masyarakat Betawi, geplak biasanya dinikmati sambil menyeruput kopi atau teh. 

Dodol Hb Toha dijual dengan harga yang bervariasi mulai ukuran kecil per bungkus Rp 15 ribu, ukuran 1,6 kg berharga 150 ribu, dan sebagainya. Penjualan dodol biasanya mencapai puncak menjelang Syawal (Lebaran). 

Selain menjual dodol dan geplak, di toko ini juga menyediakan kembang goyang, kue akar kelapa, wajik ketan, dan lain-lain. Toko Dodol Hb Toha berada di Jl. Haji Taiman Barat II Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dodol Hb Toha juga bisa dibeli melalui toko online dan Instagram @dodolhbtoha.


(tyo)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.