![]() |
| Anif Punto Utomo, jurnalis senior dan penulis sejumlah buku. (Foto: Dok.Pribadi) |
Oleh Anif Punto Utomo *)
Pagi tadi, 14 Oktober 2025, sehabis Subuh rencananya mau lari ke Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi. Jarak dari tempat menginap kata Googlemap 4,3 km. Berarti bolak-balik 8,6 km. Cukuplah buat yang hobi berlari.
Tapi ternyata pukul 08.00 ada agenda, sementara saat itu sudah pukul 06.25. Bisa terlambat nanti. Maka rute pun diubah: Mengelilingi Masjid Nabawi di ring 3-4, dengan jarak 5-6km. Tak sampai satu jam.
Saat lari, sepanjang jalan yang ada hanyalah bangunan hotel dan mall. Biasanya mall berada di lantai 1 dan lantai 2, ke atasnya lagi sudah hotel. Ada puluhan pasangan mall dan hotel berada di sekeliling masjid. Setengah lingkaran masih aman.
Begitu sampai Makam Baqi --tempat pemakaman ratusan sahabat Nabi Muhammad SAW-- yang posisinya menempel di pelataran masjid, jalan ditutup. Rupanya sedang ada perluasan area Masjid Nabawi.
Masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 Masehi memang mengalami beberapa kali perluasan dan renovasi. Renovasi pertama setelah Nabi Muhammad wafat dilakukan Khalifah Umar bin Khattab pada 639 M. Berikutnya dilanjutkan oleh Khalifah Utsman bin 'Affan pada tahun 741 M.
Pada tahun 777 M, Khalifah Abbasiyyah yang bernama Al-Mahdi merenovasi sekaligus perluasan masjid. Pada tahun 1480 terjadi kebakaran besar, maka Sultan Al-Asyraf membangun ulang keseluruhan masjid sekaligus memperluas menjadi 9.010 m2.
Di masa modern, Raja Abdul Aziz Al-Saud pada 1951 memperluas masjid menjadi 4.800 m2 dan dapat menampung 30.000 jamaah. Berikutnya pada tahun 1985, Raja Fahd memperluas hingga 40.000 m2 dan menampung 700.000 jamaah.
Pada 2012, Raja Abdullah memperluas menjadi 400.000 m2 dan kapasitas 1,6 juta jamaah. Perluasan tersebut meliputi pembangunan enam menara dan pembangunan payung raksasa yang bisa buka tutup.
Kini untuk mendukung visi 2030 di mana jamaah umrah ditargetkan 30 juta per tahun, area masjid diperluas menjadi 1.020.500m2. Area seluas itulah yang secara tidak terencana saya putari.
Maka, jarak yang semula direncanakan 5-6 km membengkak menjadi 9.1 km. Dan lari sejauh itu tidak bertemu dengan satu pun pelari. Rasanya jadi orang aneh karena semua orang melihat. Tapi ya 'nggak papa', yang penting tetap gembira.
Salam happy running...
*) Jurnalis senior dan penulis sejumlah buku

Posting Komentar untuk "Lari Keliling Perluasan Masjid Nabawi"