![]() |
| Thales dari Miletos: Ilmuwan dan Filsuf Pertama di Dunia. (Sumber: gitit.net). |
GEBRAK.ID -- Thales dari Miletos adalah seorang filsuf Yunani kuno yang hidup pada abad ke-6 SM dan secara luas dianggap sebagai penggagas pertama filsafat Barat. Ia dikenal sebagai tokoh yang mengawali cara berpikir rasional dengan meninggalkan penjelasan mitologis tentang alam semesta.
Lantaran jasanya tersebut, Thales sering dijuluki sebagai “Bapak Filsafat” dan oleh Aristoteles disebut sebagai filsuf pertama.
Dilansir dari National Geographic, selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, matematika, dan politik, serta termasuk dalam kelompok Tujuh Orang Bijaksana Yunani Kuno (Hoi Hepta Sophoi).
Thales lahir sekitar tahun 624 SM di Kota Miletos, sebuah kota dagang yang makmur di wilayah Ionia (Asia Kecil). Kondisi sosial dan ekonomi Miletos memungkinkan warganya memiliki waktu luang untuk berdiskusi dan berpikir kritis. Dari lingkungan inilah tradisi filsafat Yunani bermula.
Thales berasal dari keluarga terpandang dan bekerja sebagai saudagar. Dalam perjalanannya ke Mesir, ia mempelajari ilmu ukur (geometri) dan membawanya ke Yunani. Ia bahkan disebut mampu mengukur tinggi piramida hanya dengan memanfaatkan panjang bayangannya serta menghitung jarak kapal di laut dari daratan.
Salah satu prestasi paling terkenal Thales adalah prediksinya terhadap gerhana matahari total pada 28 Mei 585 SM. Kemampuan ini diperoleh dari studi catatan astronomi Babilonia, yang menjadikannya tokoh penting dalam perkembangan astronomi awal.
Bersama Anaximandros dan Anaximenes, Thales tergolong dalam Mazhab Miletos, yaitu kelompok filsuf alam yang berusaha menjelaskan asal-usul alam semesta dengan prinsip rasional dan alami. Mereka dikenal sebagai filsuf Prasokratik, yaitu filsuf yang hidup sebelum Socrates.
Thales juga berperan dalam bidang politik. Menurut Herodotus, ia pernah menasihati kota-kota Ionia untuk bersatu menghadapi ancaman Kekaisaran Persia. Ia mengusulkan pembentukan pemerintahan terpusat dengan Teos sebagai pusat administrasi. Gagasan ini menunjukkan bahwa Thales tidak hanya berpikir teoritis, tetapi juga praktis dan strategis.
Meskipun Thales tidak meninggalkan tulisan filsafat secara langsung, pemikirannya tetap hidup melalui karya para filsuf setelahnya, terutama Aristoteles. Thales dikenang sebagai tokoh yang mengubah cara manusia memahami dunia, dari mitos menuju rasio. Warisannya menjadikan ia figur sentral dalam sejarah pemikiran Barat dan pantas dikenang sebagai pelopor filsafat dan ilmu pengetahuan.
Pemikiran Filsafat Thales
- Air sebagai Prinsip Dasar (Arche)
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (arche) dari segala sesuatu. Menurutnya, semua yang ada di alam semesta berasal dari air dan kembali kepadanya. Air dipandang sebagai sumber kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan air, makanan mengandung unsur air, air dapat berubah bentuk (padat, cair, gas) tanpa musnah. Ia juga berpendapat bahwa bumi mengapung di atas air, sebuah gagasan kosmologis awal yang berusaha menjelaskan struktur alam secara rasional.
- Pandangan tentang Jiwa (Hylezoisme)
Thales beranggapan bahwa segala sesuatu memiliki jiwa, baik benda hidup maupun benda mati. Pandangan ini dikenal sebagai hylezoisme, yaitu keyakinan bahwa materi memiliki unsur kehidupan. Contoh yang ia gunakan adalah magnet, yang dianggap memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
- Teorema Thales
Dalam bidang geometri, Thales dikenal melalui Teorema Thales, yang menyatakan bahwa sudut yang terbentuk dari diameter lingkaran dan titik pada kelilingnya selalu merupakan sudut siku-siku.
Selain itu, ia juga merumuskan beberapa prinsip dasar geometri, antara lain diameter membagi lingkaran menjadi dua bagian sama besar, sudut alas segitiga sama kaki sama besar, sudut berseberangan pada dua garis berpotongan adalah sama, segitiga dapat ditentukan oleh satu sisi dan dua sudut, pemikiran-pemikiran ini menjadi fondasi bagi perkembangan matematika Yunani selanjutnya.
Meskipun Thales tidak meninggalkan tulisan filsafat secara langsung, pemikirannya tetap hidup melalui karya para filsuf setelahnya, terutama Aristoteles. Thales dikenang sebagai tokoh yang mengubah cara manusia memahami dunia, dari mitos menuju rasio. Warisannya menjadikan ia figur sentral dalam sejarah pemikiran Barat dan pantas dikenang sebagai pelopor filsafat dan ilmu pengetahuan.

Posting Komentar untuk "Kisah Thales dari Miletos: Ilmuwan dan Filsuf Pertama di Dunia"