Makin Panas, Irma Hutabarat: Ferdy Sambo Ancam Beberkan Kebobrokan Polri

Aktivis Irma Hutabarat yang juga keluarga Brigadir J menyebut Ferdy Sambo siap membocorkan rahasia gelap Polri. (foto: tangkapan layar youtube refly harun)

JAKARTA -- Tersangka pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo, disebut banyak memegang kebusukan para polisi selama menjadi Kepala Divisi Propam Polri. Aktivis perempuan yang juga keluarga Yoshua Hutabarat, Irma Hutabarat, bahkan menyebut Ferdy Sambo siap membocorkan rahasia gelap Polri tersebut.

Irma mengatakan, langkah polisi yang tidak menahan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, disinyalir karena berkaitan dengan kekhawatiran akan dibongkarnya keburukan internal Korps Bhayangkara.

Ferdy Sambo, Irma menuturkan, berhasil menyandera orang-orang penting di Polri yang bermasalah sehingga bisa saja menebar ancaman bakal membeberkan dosa-dosa orang-orang itu kalau sampai menjebloskan istrinya ke penjara.

Irma menggarisbawahi, Ferdy Sambo memegang kartu taruf sejumlah pejabat Polri, sebab sebagai eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo jelas banyak mengetahui hal-hal yang tak beres dalam dalam institusi Bhayangkara tersebut.

"Risikonya mungkin kesepakatan dilanggar. Ferdy Sambo akan bernyanyi lagu yang tidak merdu. Sebagai Kadiv Propam dan Kepala Satgasus Merah Putih dia punya banyak daftar siapa saja, melakukan apa, menerima apa, yang menurut saya merupakan truf, kartu truf (sejenis kartu permainan) bagi dia,” kata Irma seperti dikutip Instagram @lambegosiip, Rabu (21/9/2022).

Dengan memegang rahasia sejumlah pejabat Polri, lanjut Irma, Ferdy Sambo jelas masih punya pengaruh besar di Polri, walau yang bersangkutan kini telah dipecat dari institusi tersebut.

“Sekarang kita tahu banyak rahasia yang disimpan oleh Sambo, seperti yang juga dikonfirmasi oleh Pak Mahfud MD, betapa besar kuasa Kaisar Sambo ini. Yes ada Mabes di dalam Mabes," kata Irma lagi.

Lebih lanjut, Irma juga mengatakan bahwa Ferdy Sambo punya kartu as yang bisa mengungkap 'kebobrokan' pejabat Polri. Hal itu setelah munculnya kabar soal kekaisaran Ferdy Sambo di Mabes Polri.

"'Ya sudahlah kamu tahan saya tapi istri saya jangan coba-coba. Kalau kamu tahan dia (Putri), saya bisa mengeluarkan rahasia atau mengatakan sesuatu yang kamu tidak ingin dengarkan' kan bisa gitu," ucap Irma seolah menirukan apa yang bakal diucapkan Ferdy Sambo untuk melindungi Putri Candrawathi.

Direktur Eksekutif SARA Institute, Muhammad Wildan, menyoroti dugaan adanya kakak asuh Ferdy Sambo membantu meringankan hukuman mantan Kadiv Propam Polri tersebut. Menurutnya, istilah kakak asuh atau adik asuh di tubuh Polri adalah sebutan junior ke senior atau sebaliknya.

"Sepengetahuan saya sebagai orang sipil biasa yang banyak bergaul dengan anggota Polri, apalagi Prof Muradi mantan penasihat ahli Kapolri pasti lebih tahu budaya anggota Polri dan kami menilai hal itu sangat bagus untuk menjaga nilai-nilai kesopanan,” ujar Wildan dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (21/9/2022).

Menurut Wildan, di bawah Kepemimpinan Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit, Polris sangat solid tidak ada faksi-faksi yang mengarah ke hal-hal negatif. Karena itu ia berharap agar setiap orang tidak gampang melempar isu yang belum tentu kebenarannnya terkait kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Ferdy Sambo dan anak buahnya.

"Kami berharap sudahlah jangan lempar-lempar isu yang belum tentu benar adanya, sekarang waktunya kita melihat serta mengawasi penegak hukum khususnya Polri dan Kejaksaan untuk menyelesaikan kasus Duren tiga," tegas Wildan.

Sebelumnya, guru besar politik dan keamanan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Muradi mengungkap Ferdy Sambo memiliki kakak asuh di tubuh Polri. Disebutnya, sosok kakak asuhnya mencoba melobi petinggi Korps Bhayangkara untuk meringankan hukuman dalam kasus pembunuhan berencana.

"Kakak asuh dalam model konteks yang sudah pensiun, ada yang belum. Nah ini yang saya kira yang agak keras di dalam kan itu situasinya sebenarnya karena kakak asuh itu punya peluang, punya powerful yang luar biasa ya," ungkap Muradi.

Lanjut Muradi, sosok kakak asuh yang masih aktif itu menduduki posisi strategis di Polri. Sehingga dengan demikian, sosok kakak asuh Ferdy Sambo memiliki kans membantu untuk membela Ferdy Sambo agar tidak dihukum berat akibat perbuatannya melakukan pembunuhan terhadap ajudannya tersebut.

"Sambo berani karena dia merasa dalam posisi di atas angin, masih ada yang bela, makanya harus dituntaskan dulu soal orang-orang yang kemudian dianggap punya kontribusi terkait dengan posisi Sambo," kata mantan penasihat ahli Kapolri tersebut.

Sebelumnya, Komisi Kode Etik Polri (KKEP) banding menolak upaya hukum yang dilayangkan Ferdy Sambo, Senin (19/9/2022). Dengan penolakan tersebut, KKEP banding menyatakan tetap memecat Ferdy Sambo dari keanggotaannya di kepolisian. Pemecatan dilakukan imbas dari pelanggaran etik berat berupa pembunuhan dan obstruction of justice atau perintangan penyidikan kasus kematian Brigadir J.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.