Peringatan Idul Adha 1444 H, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Sampaikan Sejumlah Pesan

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. (foto: suaramuhammadiyah.id)


JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan sejumlah pesan dalam peringatan Idul Adha 1444 Hijriyah. Ia mengajak umat Islam untuk memaknai Idul Adha dengan semangat berbagi kepada sesama manusia.

"Kaum Muslimin sedunia, dengan Idul Adha harus terus memupuk semangat berkurban yang bersifat berbagi bagi kemanusiaan, berbagi harta, berbagi akses, berbagi ilmu bahkan berbagi toleransi agar kita hidup sebagai umat manusia dalam keragaman itu bisa eksis dan merawat nilai-nilai luhur yang dianugerahkan Tuhan," kata Haedar di Halaman Masjid KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (28/6/2023), seperti dikutip dari Antara.

Haedar juga berpesan agar umat Muslim menjadi umat yang kuat secara akidah, ibadah, dan akhlak. Untuk itu, menurutnya, kurban dan Idul Adha menjadi momentum, membangun kekuatan secara moral, spiritual, etika, dan nilai luhur beragama.

"Tapi pada saat yang sama kita meningkatkan penguasaan ilmu, pengetahuan, teknologi, keahlian, ekonomi agar kita menjadi apa yang tadi disebut nabi bahwa umat yang kuat itu jauh lebih dicintai dan terbaik di hadapan Allah ketimbang umat yang lemah," jelas Haedar.

Haedar juga menyampaikan pesan kepada umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Ia mendoakan agar jemaah diberi kelancaran dan dapat menjadi haji yang mabrur.

"Tidak kalah pentingnya mereka berbuah menjadi haji mabrur yang menebar kebaikan untuk semesta sehingga ketika pulang ke tanah air mereka karena di Padang Arafah mereka berkumpul pulang tentu punya semangat ukhuwah semangat bersatu sekaligus juga semangat untuk memelihara kemabrurar itu dalam berbagai kebaikan hidup sesama maupun dengan orang lain," kata Haedar memaparkan.

Selain itu, Haedar juga meminta masyarakat untuk tidak mempersoalkan perbedaan penyelenggaraan Shalat Idul Adha di sejumlah daerah. "Kita berbeda ada perbedaan tanggal 28 dan besok tanggal 29 Juni, tetapi hal yang positif adalah saling menghargai toleransi," kata dia.

Haedar pun berpesan agar tidak ada lagi ustadz dan mubalig yang mempertentangkan perbedaan perayaan Idul Adha baik di dunia dunia nyata maupun di media sosial (medsos). "Nanti bisa-bisa malah nilai ibadah kita menjadi hilang atau berkurang," ucapnya.

Haedar menambahkan, berbagai argumen baik dari dalil Alquran maupun sunnah dan keilmuan itu agar dipakai untuk keyakinan masing-masing. Menurutnya umat tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain.


(dvr)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.