Kemendikdasmen, Google, dan YouTube Bersinergi Wujudkan Pendidikan Bermutu di Indonesia
JAKARTA -- Pembelajaran kini tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Teknologi—terutama kecerdasan buatan (AI)—memainkan peran penting dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, termasuk di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Google dan YouTube bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Rabu (7/5/2025) mengumumkan dua inisiatif penting untuk memberdayakan pendidik, pelajar, dan kreator konten agar mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam dunia pendidikan.
Google dan YouTube dengan bangga meluncurkan Gemini Academy 2025 bagi pendidik dan siswa. Program ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi dengan Kemendikdasmen dan bertujuan untuk membekali guru dengan keterampilan dalam memanfaatkan Gemini—dari penggunaan AI untuk memperdalam pembelajaran di kelas hingga integrasi pembelajaran coding.
Sejak pertama kali diperkenalkan tahun lalu, Gemini Academy telah menjangkau lebih dari 200.000 guru di 34 provinsi di Indonesia di mana 98 persen dari para guru itu setuju bahwa melalui program ini para guru lebih percaya diri dalam menggunakan AI untuk persiapan kelas dan percaya AI membantu pekerjaan menjadi lebih mudah.
Teknologi juga membuka peluang untuk pembelajaran yang lebih personal, interaktif, dan inklusif. Bahkan, menurut survei Ipsos pada 2024, 95 persen guru di Indonesia telah menggunakan YouTube dalam kegiatan mengajar.
Menyambut semangat ini, YouTube bersama Kemendikdasmen, Kok Bisa, dan Senyawa+ kembali menghadirkan Akademi Edukreator. Ini sebuah inisiatif pelatihan nasional untuk guru, kreator, dan profesional dalam menciptakan konten edukasi bermutu tinggi di YouTube secara gratis.
Sejak diluncurkan pada 2020, program ini telah melatih lebih dari 3.200 peserta dari 34 provinsi dan melahirkan kreator edukatif ternama, seperti Felicia Putri Tjiasaka, drumNDRUM, dan Zahid Ibrahim.
Tahun ini, Akademi Edukreator hadir dengan materi pembelajaran baru:
- Advanced Masterclass – program lanjutan untuk mengasah kemampuan kreator dan memaksimalkan karya mereka.
- Digital Safety for Teens – membangun lingkungan digital yang aman dan sehat untuk remaja.
- Explore Gemini – menggali potensi AI Gemini untuk meningkatkan kreativitas dan kualitas konten edukasi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI), Abdul Mu'ti menambahkan, peran teknologi seperti YouTube sangat membantu dalam mendistribusikan konten pembelajaran yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau secara geografis.
"Pendidikan tidak hanya harus hadir di sekolah formal, tetapi juga melalui berbagai media digital yang menyediakan konten edukatif, menarik, dan bermanfaat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan konten yang positif dan membangun, serta mendorong penguasaan teknologi digital yang disertai etika dan tanggung jawab," kata Menteri Mu'ti.
Teknologi, lanjut Menteri Mu'ti, memungkinkan anak-anak belajar kapan saja dan di mana saja, bahkan di tengah ladang sekalipun sehingga mendukung cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. "Semoga kerja sama ini terus terjalin kedepannya sehingga bisa membangun pendidikan Indonesia menjadi lebih bermutu lagi,” ujar dia berharap.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah YouTube untuk Asia Tenggara dan Asia Frontier, Danny Ardianto, mengatakan, YouTube adalah tempat di mana dunia datang untuk belajar dalam setiap tahap kehidupan—dari matematika tingkat lanjut hingga olahraga di rumah.
"Kami membantu mewujudkan pembelajaran yang lebih merata dengan memastikan bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, dapat mengakses pengetahuan - bagi semua orang dimanapun mereka berada, baik itu pendidikan tambahan, pengembangan profesional, maupun keterampilan sehari-hari,” kata Danny.
Menurut Danny, perusahaannya telah berinvestasi dalam edukasi di YouTube sejak lama – seperti YouTube Learning Hub yang merupakan satu tujuan di YouTube untuk konten pembelajaran tambahan dan berbasis minat, hingga inisiatif seperti Akademi Edukreator untuk menginspirasi pengalaman belajar yang menyenangkan, personal, inklusif, dan interaktif, di mana saja dan kapan saja.
"Sejak tahun 2020, Akademi Edukreator telah memberdayakan lebih dari 3.200 anak muda, guru, dan profesional di 34 provinsi untuk menjadi kreator pendidikan yang berdampak. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal dalam mendukung ekosistem konten pembelajaran berkualitas tinggi yang mempersiapkan generasi masa depan Indonesia," jelas Danny.
Melalui Program Digitalisasi Pembelajaran, guru dibekali alat bantu ajar digital dan platform Ruang Murid untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik. Program ini juga memperkenalkan koding dan Kecerdasan Buatan (AI) sejak dini untuk membekali generasi masa depan dengan literasi digital yang kuat, serta menerapkan pendekatan Pembelajaran Mendalam (deep learning) guna meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis siswa.
Untuk memperkuat ekosistem tersebut, kehadiran Akademi Edukreator diharapkan menjadi ruang belajar dan ruang berkreasi para guru, siswa, serta kreator edukasi yang akan berkontribusi pada peningkatan literasi dan numerasi. Lebih dari itu, Akademi Edukreator juga dapat menjadi wadah untuk menginspirasi, mengembangkan kompetensi, memperluas wawasan, dan mendorong kolaborasi di antara komunitas edukasi.
Pendaftaran untuk Akademi Edukreator 2025 telah dibuka. Informasi lengkap dan persyaratan pendaftaran dapat ditemukan di situs resmi Akademi Edukreator.
(eye)
Post a Comment