Analis Politik dan Militer Unas Selamat Ginting: 4 Calon Kuat KSAU, dan Faktor Presiden Terpilih

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. (Foto: setkab.go.id)

 

JAKARTA -- Analis politik dan militer Universitas Nasional (Unas) Jakarta Selamat Ginting mengungkapkan, ada empat kandidat kuat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan segera pensiun dalam waktu dekat ini.

Keempatnya adalah Wakil KSAU Marsdya Andyawan Martono Putra (lulusan Akademi Angkatan Udara/AU 1989), Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Marsdya Samsul Rizal (lulusan AAU 1990), Panglima Komando Operasi Udara Nasional Marsdya Tedi Rizal Hadi (lulusan AAU 1991), dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II TNI Marsdya Mohamad Tonny Harjono (AAU 1993).

"Keempat marsekal bintang tiga ini memiliki rekam jejak pendidikan dan penugasan yang beragam," ujar Selamat Ginting kepada awak media di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Jika mengacu kelengkapan pendidikan pengembangan TNI dari tiga jenderal bintang tiga Angkatan Udara itu, lanjut Selamat Ginting, hanya Andyawan dan Samsul yang lengkap karena selain lulusan Seskoau juga lulusan Sesko TNI dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Menurut Selamat Ginting, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tentunya akan memberikan usulan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman, penugasan, dan faktor usia pensiun dalam penunjukkan calon KSAU pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo.

Selamat Ginting melanjutkan, dalam perjalanan karier militer keempat kandidat, Andyawan berpengalaman di bidang perencanaan dan operasi. Sedangkan Samsul maupun Tedi memiliki pengalaman di lingkungan operasi, personel, dan pendidikan.

Sementara, lanjut Selamat Ginting, Tonny pernah bertugas cukup lama di lingkaran istana kepresidenan, yakni sebagai ajudan Presiden Jokowi dan Sekretariat Militer Presiden Jokowi.

Namun, kata Selamat Ginting, dalam menentukan calon KSAU, faktor sisa usia pensiun menjadi pertimbangan juga. Jika melihat faktor tersebut, Andyawan memiliki sisa usia pensiun terpendek yakni satu tahun satu bulan. Sedangkan sisa usia pensiun Samsul dua tahun 11 bulan, Tedi empat tahun tiga bulan, dan Tonny lima tahun tujuh bulan.

Masalahnya, sambung Selamat Ginting, Jokowi akan berakhir masa kepresidenannya pada 20 Oktober 2024. Sedangkan saat ini Prabowo Subianto telah menjadi Presiden RI terpilih hasil Pemilu Presiden 2024 yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Maret 2024 lalu. Kini masih menunggu sidang perselisihan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi. Sehingga faktor pertimbangan dari Prabowo Subianto yang kini masih sebagai Menteri Pertahanan dapat juga dilakukan oleh Panglima TNI Agus Subiyanto sebelum mengajukan nama kandidat kepala Presiden Jokowi.

"Jadi sisa usia pensiun dapat menjadi faktor krusial dalam memilih KSAU ke depan. Apalagi kini sudah ada presiden terpilih hasil pemilu presiden 2024," kata Selamat Ginting yang 30 tahun menjadi wartawan bidang politik dan pertahanan keamanan negara.

Menurut Selamat Ginting, jika Presiden RI terpilih tidak berkenan, maka bukan tidak mungkin setelah Prabowo Subianto dilantik menjadi presiden akan dilakukan pergantian lagi. Sebab penentuan jabatan Panglima TNI dan tiga kepala staf angkatan TNI, menjadi hak prerogatif presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU seperti amanat konstitusi.

Selamat Ginting menambahkan, pergantian pucuk pimpinan organisasi akan dapat memengaruhi jalannya regenerasi di tubuh TNI AU. Jika KSAU terpilih mempunyai masa pensiun terlampau cepat, misalnya hanya enam bulan saja, maka jabatan KSAU akan dianggap sebagai tempat transit belaka. Mengingat yang bersangkutan belum secara efektif menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di matra udara.

"Namun jika usia pensiun terlampau panjang, hal itu juga berpotensi mengganggu jalannya proses regenerasi di tubuh militer," kata Selamat Ginting menandaskan.

 
 

(nnn)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.