Gagasan Sampai Realisasi Program Disampaikan Presiden Prabowo di Parlemen, Siapa yang akan Mengawal?
Ketua Dewan Pers Prof Komaruddin Hidayat. (Foto: dewan pers)
Oleh Komaruddin Hidayat *)
Pidato Presiden RI Prabowo Subianto di hadapan Sidang Tahunan MPR/DPR/ DPD RI di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, 15 Agustus 2025 sungguh luar biasa. Ia menjawab berbagai kritik dan keraguan masyarakat tentang agenda dan prospek kepresidenan.
Ternyata Prabowo mendengarkan berbagai kritik, keluhan, dan aspirasi rakyat tentang kehidupan bangsa ini. Tekad dan semangat untuk melindungi dan menyejahterakan rakyat tak perlu diragukan lagi.
Bahkan Prabowo menyebut secara eksplisit, bangsa ini rusak akibat “serakahnomics” yang digerakkan oleh sekelompok orang Indonesia sendiri.
Baru kali ini saya melihat standing applaus yang diberikan oleh audiens di sidang DPR berulangkali dalam meresponi pidato Presiden RI.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden Ke-6 RI Try Sutrisno, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla, Wakil Presiden Ke-11 RI Boediono, dan Wakil Presiden Ke-13 RI Ma’ruf Amin.
Meski Presiden Prabowo sering mendapat applaus, namun di hati saya menyimpan pertanyaan dan keraguan, bagaimana mekanisme dan orkestrasi yang akan dilakukan Presiden Prabowo agar pidato yang luar biasa itu tidak berhenti pada retorika “omon-omon”?
Pasti ada sekelompok orang yang tidak senang jika comfort zone mereka diganggu. Belum lagi kinerja para menteri yang tidak begitu menjanjikan hasilnya.
Oleh karena itu Presiden RI perlu mempertimbangkan untuk membentuk semacam “Kopasus” yang mengawal dan melakukan monev agar berbagai gagasan, visi, dan arahan yang disampaikan menjadi kenyataan.
Tim khusus bekerja untuk mengawal dari hulu gagasan sampai hilir berupa pogram nyata yang terukur hasil dan dampaknya. Tim khusus memberi raport menteri dan lembaga negara setiap semester.
Kalau tidak, peluang Prabowo untuk meninggalkan legacy akan hilang. Ingat, yang akan dikenang bukannya kegigihan dan keberhasilannya meraih posisi presiden, melainkan prestasinya dalam menyejahterakan rakyat dan menaikkan posisi tawar Indonesia di mata dunia.
Jakarta, 15 Agustus 2025
*) Ketua Dewan Pers 2025-2028
Post a Comment