Mahasiswa Unsoed Berdayakan Masyarakat Desa Kaliori Banyumas demi Ketahanan Pangan

Program PKM Mahasiswa Berdampak 2025 yang digagas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI, tim dosen, dan BEM Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menghadirkan gerakan nyata pemberdayaan masyarakat di Desa Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: LPPM Unsoed)
 

BANYUMAS -- Tim dosen dan BEM Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menghadirkan gerakan nyata pemberdayaan masyarakat di Desa Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. Pendanaan Program PKM Mahasiswa Berdampak 2025 yang digagas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI ini berasal dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) – Ditjen Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Unsoed, Prof. Dr. Norman Arie Prayogo, SPi., M.Si., menyebut Program Mahasiswa Berdampak (PM-BEM) merupakan inisiatif nasional untuk mengintegrasikan riset, teknologi, dan pengabdian dalam satu ekosistem pemberdayaan yang kolaboratif antara dosen, mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa. 

"Program ini menempatkan mahasiswa bukan sekadar pembelajar, tetapi agen perubahan sosial yang membawa sains dan teknologi ke tengah masyarakat. Melalui pendekatan challenge-based community engagement, mahasiswa BEM berperan sebagai inisiator, sementara dosen bertindak sebagai pembimbing dan penerap hasil riset perguruan tinggi yang siap terap," ujar Prof Norman.

Prof Norman melanjutkan, program ini menjadi wujud nyata implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, serta mendukung pencapaian Asta Cita—khususnya cita ke-1 (pembangunan manusia unggul), ke-4 (pemerataan pembangunan ekonomi), dan ke-7 (transformasi sosial menuju masyarakat berkeadilan)—serta selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG-1 (No Poverty), SDG-2 (Zero Hunger), dan SDG-8 (Decent Work and Economic Growth).

Ketua PM-BEM Kaliori, Prof. Dr. Ir. Nur Aini, STP., MP., menjelaskan bahwa program ini ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal singkong dan jagung melalui pengembangan produk hilir inovatif serta membangun sistem pemasaran digital berbasis sosiopreneurship. 

Adapun produk berbasis hasil riset yang telah memiliki HKI-paten, yang diproduksi di program ini adalah produk olahan singkong (tepung singkong termodifikasi atau mocaf, mie mocaf, biscuit mocaf, tepung premix aneka bakeri mocaf) dan produk olahan jagung (tepung jagung, susu jagung, yoghurt jagung, dan cookies jagung). Pendekatan ini tidak hanya menciptakan produk unggulan desa, tetapi juga ekosistem ekonomi digital lokal yang digerakkan oleh generasi muda dan kelompok perempuan.

Pelaksanaan program ini, lanjut Prof Nur Aini, terbukti mampu: 1) Mentransformasi kapasitas masyarakat dari pelaku subsisten menjadi pelaku usaha berbasis inovasi; 2) mendirikan unit usaha digital desa dengan branding dan pemasaran daring produk olahan pangan lokal; 3) Meningkatkan literasi kewirausahaan digital bagi kelompok PKK dan UMKM Pangan Lokal; dan 4) Menjadikan Desa Kaliori sebagai model replikasi pengembangan ekonomi lokal berbasis inovasi pangan yang siap diterapkan di desa lain.

"Bagi perguruan tinggi, program ini memperkuat posisi Unsoed sebagai kampus berbasis riset dan pengabdian berdampak; bagi mahasiswa, program ini dapat menjadi wahana pembelajaran transformatif lintas disiplin; dan bagi masyarakat, program ini terbukti mampu menciptakan peluang ekonomi dan ketahanan pangan," jelas Prof Nur Aini.

Nailafaiza Utaryo, satu dari 20 anggota BEM Unsoed yang berpartisipasi di program ini mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan di Kaliori meliputi: 1) Pelatihan dan pendampingan produksi MOCAF dan olahan jagung sehat dengan pendekatan teknologi pangan tepat guna; 2) Pendirian pusat inkubasi “Kaliori Digital Foodpreneur Hub” untuk pelatihan desain kemasan, branding, dan penjualan daring; 3) Workshop literasi digital dan pengelolaan media sosial usaha desa bagi kelompok mitra sasaran; 4) Penerapan sistem pencatatan produksi dan penjualan berbasis aplikasi sederhana; 5) Peningkatan mutu produk dan legalitas usaha melalui sertifikasi PIRT dan Halal. 

"Kegiatan difokuskan pada dua mitra utama: Kelompok Usaha PAORI sebagai mitra produktif, dan Kelompok PKK Desa Kaliori sebagai mitra sosial non-produktif yang menjadi motor edukasi keluarga dalam ketahanan pangan rumah tangga," cetus Nailafaiza. 

Koordinator Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM Unsoed, Dr. Santi Dwi Astuti, menyatakan bahwa program ini diharapkan menjadi model nasional pemberdayaan masyarakat desa berbasis digital sosiopreneurship. Unsoed berkomitmen menjadikan Desa Kaliori sebagai desa binaan berkelanjutan yang terintegrasi dengan ekosistem Diktisaintek Berdampak—mendorong hilirisasi inovasi kampus, memperkuat peran mahasiswa sebagai pemimpin sosial, serta mempercepat pencapaian Indonesia Emas 2045 melalui ketahanan pangan dan ekonomi inklusif desa. 

“Mahasiswa berdampak bukan hanya slogan. Ini adalah gerakan konkret untuk membangun bangsa dari desa—dengan ilmu, empati, dan teknologi,” ujar Dr Santi menandaskan. 


(***)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.