Kegiatan ini menjadi forum strategis yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah bersama dalam membangun ekosistem SMK pangan yang adaptif, produktif, dan berkelanjutan guna memperkokoh fondasi ketahanan pangan nasional.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa SMK bidang pertanian adalah investasi strategis untuk kedaulatan pangan masa depan. Transformasi pertanian harus dipahami secara luas bahwa petani tidak selalu identik dengan sawah, melainkan adalah sebuah profesi yang dalam ekosistem pangan memiliki makna dan kontribusi.
“Indonesia memiliki potensi dan sumber daya manusia (SDM) yang besar untuk dapat mengembangkan produk kelautan dan pertanian lokal dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, peran SDM vokasi dalam hal ini adalah sangat penting untuk bagaimana membentuk dan mengembangkan mereka menjadi seorang petani modern yang mampu berkontribusi dalam bidang ketahanan pangan,” ujar Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam sambutannya sebelum membuka simposium di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu’ti juga turut menyoroti tentang revitalisasi SMK yang bertujuan untuk mengubah cara pandang dalam pengembangan kurikulum SMK. Menurutnya, revitalisasi ini bukan hanya membahas bagaimana SMK pertanian dapat maju, tetapi juga bagaimana murid-murid SMK dapat dekat dengan alam, memahami lingkungan sosialnya, bangga pada tempat tinggalnya, serta menguasai teknologi yang relevan dengan masa depan
“Kami berharap ke depannya SMK dapat menjadi salah satu institusi yang membantu terwujudnya ketahanan pangan nasional serta mengembangkan program keahlian yang berbasis keunggulan lokal, terutama dari sisi pertanian dan juga kelautan. Keunggulan yang dikembangkan dengan memaksimalkan potensi alam dan tradisi budaya sehingga menghasilkan sebuah pendapatan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Menteri Mu'ti.
Saat menutup pidatonya, Menteri Mu’ti mendorong pemajuan pendidikan SMK melalui pengembangan SDM serta produk-produk SMK. “Kita harus menguatkan ekosistem SMK yang berbasis keunggulan lokal, termasuk kemitraan dan kerja sama dengan pemerintah daerah. SMK harus membawa kedaulatan pangan untuk memajukan kesejahteraan bangsa,” pungkas Menteri Mu’ti.
Selanjutnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa melalui simposium ini,
Kemendikdasmen berupaya merumuskan revitalisasi sekaligus penyelarasan kurikulum SMK. Harapannya adalah peran SMK agar terus selaras dengan kebutuhan dunia industri serta dapat membangun kerja sama dan kolaborasi dengan dunia usaha dan pemerintah daerah.
Lebih lanjut, Dirjen Tatang menyampaikan, rangkaian agenda simposium dirancang komprehensif untuk memastikan sinergi dari hulu ke hilir. Aspek kemitraan diperkuat melalui sesi business matching antara dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan SMK yang diperdalam kembali melalui diskusi kelompok terpumpun antarpeserta.
“Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan relevansi dan kualitas pembelajaran SMK. Dan juga secara keseluruhan mendukung terciptanya ekosistem pangan nasional yang semakin tangguh dengan sumber daya manusia bidang vokasi yang kompeten untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional,” papar Dirjen Tatang.
Dalam pembukaan simposium ini, turut diluncurkan lima produk kebijakan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan yang bertujuan agar SMK dapat menghadirkan tata kelola yang profesional, layanan pembelajaran yang relevan, kemitraan industri yang kuat, kesiapan kerja global, dan sertifikasi kompetensi yang kredibel.
Lima produk tersebut adalah Filosofi SMK, Pedoman Tata Kelola Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMK, Strategi Peningkatan Akses Keberkerjaan Lulusan SMK di Luar Negeri, Panduan Praktis Pengelolaan SMK Swasta oleh Yayasan untuk Menjadi Sekolah Unggul, dan Panduan Hubungan Industrial bagi Murid SMK.
(damr/bkhm setjen kemendikdasmen)

Posting Komentar untuk "Mendikdasmen Abdul Mu'ti: SMK Bidang Pertanian adalah Investasi Strategis Kedaulatan Pangan Indonesia"