PDIP Ungkap Sebanyak 32-33 Persen Pemilih tak Mau Ikut Pilihan Jokowi di Pilpres 2024
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). (foto: setkab.go.id)
JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir, dukungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk para calon presiden (capres) 2024 terus diperebutkan. Padahal, Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga mengatakan, masyarakat Indonesia sudah semakin rasional menentukan pilihan.
Eriko mengungkapkan satu catatan yang sempat dikomunikasikan PDIP kepada Litbang Kompas. Ternyata, Eriko menyampaikan, ada sepertiga pemilih yang sama sekali tidak mau mengikuti apa yang dipilih Presiden Jokowi.
"Ada sepertiga, kurang lebih, 32-33 persen," kata Eriko saat menjadi narasumber diskusi yang digelar Para Syndicate, Senin (28/8/2023).
Kemudian, ada 2/3 pemilih yang memang sangat mengikuti apa yang dihendaki Presiden Jokowi dan ada lagi pemilih yang rasional. Dari 2/3 angkanya sekitar 18-19 persen mengikuti apapun yang diinginkan Presiden Jokowi.
Selanjutnya, ada 49-50 persen pemilih melihat apa yang disampaikan Jokowi baik, tapi mereka rasional untuk memilih. Artinya, orisinalitas, jati diri menjadi yang paling utama karena masyarakat sudah sangat cerdas.
Eriko mengakui, endorsement Presiden Jokowi memang sangat penting karena ada 18-19 persen pemilih yang mengikuti keinginannya. Tapi, itu tidak menjadi optimal kalau 50 persen lebih pemilih rasional tidak mendukung.
Apalagi, Eriko menjelaskan, 81-82 persen masyarakat memang menganggap Jokowi merupakan sosok terbaik dan telah berhasil. Artinya, peran Presiden Jokowi memang sangat penting dan itu tidak bisa dimungkiri. "Tapi, masyarakat rasional, rakyat kian rasional," jelas dia.
Eriko menegaskan, capres-capres pilihan rakyat pada Pilpres 2024 nantinya tidak cuma sosok yang punya kemampuan meneruskan program-program Presiden Jokowi. Akan tetapi, sosok yang yang bisa pula memenuhi ekspektasi dari masyarakat.
(dpy)
Post a Comment