Kubu Ganjar-Mahfud Komunikasi dengan Anies-Muhaimin untuk Lawan Tekanan Kekuasaan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP dan Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto. (foto: istimewa/antara)

 


JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, kembali menyinggung lembaga hukum yang diintervensi untuk memenuhi kepentingan segelintir kelompok. Hal tersebut kemudian berkaitan dengan tekanan yang diterima oleh Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk Pilpres 2024 di berbagai daerah.

Menurut Hasto, ada instrumen negara yang dilibatkan dalam memberikan tekanan terhadap lawan politik kelompok tertentu. Ia pun mengaku telah berkomunikasi dengan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) yang merasakan tekanan serupa.

"Kita menyepakati dengan AMIN juga, penggunaan suatu instrumen kekuasaan. Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan AMIN karena merasakan hal yang sama," ujar Hasto, Sabtu (18/11/2023), dikutip dari Antara, Minggu (19/11/2023). "Sehingga inilah yang kemudian kami luruskan, supaya demokrasi berada di koridornya. Demokrasi berada pada rakyat yang mengambil keputusan, bukan pada elite."

Sebelumnya, lanjut Hasto,demokrasi Indonesia sudah semakin menunjukkan tren yang baik. Namun peningkatan tersebut tercoreng oleh pihak-pihak berkuasa yang menginjak-injak konstitusi demi kepentingan politiknya.

Namun, menurut Hasto, masih ada waktu untuk mengoreksi era kegelapan demokrasi yang kembali terjadi saat ini. Koreksi tersebut terus dilakukan oleh rakyat yang didukung penuh oleh Ganjar-Mahfud yang terus memperjuangkan demokrasi Indonesia.

"Ini menunjukkan esensi bagaikan apa yang disampaikan Pak Ganjar, air kebenaran, air politik jurdil ini tidak bisa dibendung dengan berbagai intimidasi," ujar Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud itu.

Sebelumnya, Muhaimin menyinggung ihwal demokrasi di Indonesia. Ia menginginkan agar proses keberjalanan pemilu berlangsung dengan penuh semangat untuk membangun bangsa dan menjaga momentum demokrasi.

Menurut Muhaimin, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menyerupai pertandingan sepak bola. Di mana publik ingin menyaksikan tim masing-masing bermain secara sportif dan terbuka, tanpa adanya kecurangan.


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.