Survei Id-Insight: Ganjar-Mahfud Tertinggi Salip Paslon Lain

Para Calon Presiden (Capres) dan Cawapres 2024. (Foto: Id-Insight)

JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia Data Insight (Id-Insight) merilis hasil survei selama 15-22 Desember 2023. Berdasarkan hasil survei pada 1.200 orang, Id-Insight menemukan bahwa popularitas calon presiden (capres) saat ini, yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan, capres 2 Prabowo Subianto, dan capres 3 Ganjar Pranowo sudah sama-sama kuat.  

Akan tetapi, tingkat keterkenalan tidak diikuti dengan ketersukaan dan keterpilihan.

"Popularitas kandidat capres dan cawapres rata-rata sudah cukup tinggi, namun tidak cukup paralel dengan tingkat ketersukaan pemilih," kata Direktur Eksekutif sekaligus Peneliti Senior di Lembaga Indonesia Data Insight (Id-Insight) John Muhammad dalam kegiatan Rilis Hasil Survei Nasional Peta Politik Jelang Pemilu 2024 di Hotel Amaris, Juanda, yang diterima tim redaksi gebrak.id, Kamis (4/1/2024).

John mengacu pada temuan survei Id-Insight. Tingkat keterkenalan Prabowo tertinggi 97,9 persen, Ganjar 97,1 persen, dan Anies 95,8 persen. Namun tingkat ketersukaan Prabowo hanya 69,8 persen. Angka ini lebih rendah daripada Ganjar yang mencapai 74,4 persen. Sementara itu, angka ketersukaan Anies juga lebih rendah daripada Ganjar yang hanya 59,3 persen.

Tingkat keterpilihan Prabowo juga menurun. Id-Insight mencatat bahwa elektabilitas Prabowo dalam pertanyaan terbuka di angka 33,8 persen. Angka ini masih lebih tinggi daripada Anies Baswedan di 21,2 persen. Akan tetapi, masih kalah dengan Ganjar yang berada di angka 34,7 persen. Jika dilakukan simulasi elektabilitas, suara Ganjar-Mahfud lebih baik daripada Prabowo-Gibran maupun Anies-Muhaimin.

“Jika Pemilu 2024 dilaksanakan hari ini, maka hasil suara yang diperoleh Ganjar-Mahfud mengungguli pasangan Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin dengan perolehan 38,3 persen,” jelas John.

John pun mengatakan, Id-Insight menemukan bahwa tingkat keterpilihan Ganjar semakin meningkat dalam simulasi elektabilitas. Berdasarkan temuannya, pasangan Ganjar-Mahfud tembus di angka 38,3 persen, sementara angka pasangan Prabowo-Gibran malah menurun 34,8 persen. Adapun angka Anies Muhaimin malah naik menjadi 22,3 persen.

“Dari pertanyaan simulasi elektabilitas menggunakan pertanyaan tertutup, Pasangan Ganjar-Mahfud ternyata memimpin dengan peroleh 37,8 persen. Berturut-turut kemudian Prabowo-Gibran dengan 34,3 persen dan Anies-Muhaimin dengan perolehan 21,4 persen," kata John menjelaskan. "Sementara saat responden diberi pertanyaan dengan model pengajuan surat suara, Ganjur-Mahfud memimpin dengan perolehan 38,3 persen. Pasangan lainnya memperoleh 34,8 persen untuk Prabowo-Gibran dan 22,3 persen untuk pasangan Anies-Muhaimin.”

Dalam simulasi head-to-head kandidat pun Ganjar-Mahfud mulai mendapat angin positif. Ganjar-Mahfud diprediksi menang dengan angka 48,5 persen sementara Prabowo-Gibran di angka 41,4 persen. Demikian pula saat simulasi head to head antara Ganjar-Mahfud dengan Anies-Muhaimin. Pasangan Ganjar-Mahfud telah unggul mencapai 59 persen, sedangkan Anies-Muhaimin 35 persen dalam Pemilu Presiden 2024.

Selain mensurvei elektabilitas para kandidat capres-cawapres, John mengatakan, dia dan tim ikut menelusuri persepsi publik terhadap program Presiden Jokowi dan capres. Dalam temuannya, mayoritas responden menyatakan Presiden Jokowi tidak netral dalam pemilu 2024. Lembaga survei ini mencatat ada 46,1 persen responden menyatakan hal tersebut, sementara pihak yang meyakini netral di angka 33,8 persen.

Lembaga yang berdiri pada 17 Agustus 2022 ini juga mencatat ada 20,1 persen responden enggan merespon soal netralitas mantan Walikota Solo itu.

Id-Insight juga menilai tingkat kepuasan kinerja Jokowi berada pada angka 67 persen (61 persen puas dan 6 persen sangat puas) dan angka tidak puas 25,8 persen (22, 8 persen tidak memuaskan dan 3 persen sangat tidak puas).

Sementara itu, kepuasan kinerja Maruf Amin selaku wakil presiden di angka 45,6 persen (3,3 persen sangat puas dan 42,3 persen puas) sementara tidak puas di angka 42,1 persen (38,3 persen tidak puas dan 3,9 persen sangat tidak puas).

Dari 25,8 persen ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Jokowi, ternyata berkaitan dengan masalah mantan Gubernur DKI Jakarta itu terlihat praktik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuat cawapres Prabowo, Gibran Rakabuming Raka, yang tak lain anak Jokowi, maju pemilu (21,21 persen). Namun masalah utama adalah ketidakmampuan Jokowi menciptakan lapangan kerja dan mengendalikan harga pangan (42,12 persen).

Selain itu, masalah lain yang membuat tidak puas adalah ketegasan Jokowi yang dinilai kurang (10, 52 persen); Jokowi tidak konsisten dalam sikap dan pernyataan (8,46 persen); serta persepsi pribadi (10,77 persen).

John menggarisbawahi ada empat hal yang menjadi alasan mengapa responden merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf. Pertama, Presiden RI itu dianggap kurang bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan mengendalikan harga bahan pangan. Kedua, Presiden RI dianggap terlibat dalam praktik putusan MK yang menyebabkan Gibran menjadi calon Wakil Presiden RI, dan ini dianggap melanggar etik.

"Ketiga, Presiden dianggap kurang tegas dalam upaya melakukan pemberantasan korupsi, dan terakhir Presiden dianggap tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan,” tegas mantan aktivis 1998 lulusan Universitas Trisakti tersebut.

Sementara itu, pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) menekankan bahwa sebuah survei dapat dipercaya selama metodologi yang dilakukan benar. Ia beralasan, survei memotret saat keadaan pengambilan data.

Dalam survei yang dirilis, Hendri menilai potensi dua putaran semakin kuat. Ia beralasan, hasil survei membuktikan bahwa upaya untuk memperoleh suara 50 persen plus 1 di Pemilu 2024 untuk putaran pertama cukup sulit sebagaimana amanat undang-undang. Ia pun tidak menyangka publik mulai kritis dalam pemilu.

"Ternyata masyarakat Indonesia punya daya kritis luar biasa terhadap pasangan ini (Prabowo-Gibran) sehingga 40 persen saja nggak masuk," kata Hensat.

Akan tetapi, Hensat menekankan bahwa hasil survei bisa berbeda antara hari ini dan sebelumnya. Oleh karena itu, ia meminta agar hasil survei sebaiknya bisa digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pemenangan.

"Ya menurut saya kalau hal ini memang terjadi maka memang di Indonesia luar biasa pergerakan demokrasinya, hanya saja pesan saya buat para calon presiden dan timnya untuk bekerja keras," kata Hendri.

Survei Id-Insight dilakukan dengan menggunakan pendekatan random purposive dari kecamatan hingga desa. Survei dilakukan dengan 25 pertanyaan di mana 18 di antaranya fokus pada kepuasan publik terhadap pemerintahan dan elektabilitas capres-cawapres.

Responden survei adalah orang-orang yang berumur 17 tahun, WNI, menikah, dan terdaftar di Daftar Pemilih Tetap. Survei memiliki nilai margin of error sebesar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan di angka 95 persen.


(eye)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.