Mendikdasmen Mu'ti Resmikan Rumah Belajar di Namorambe, Wujud Partisipasi Semesta
DELI SERDANG -- Masih dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, meresmikan Rumah Belajar Namorambe di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada hari Minggu (4/5/2025). Peresmian ini bukan hanya seremoni semata, melainkan bentuk pengakuan atas praktik baik masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang merata, inklusif, dan bermutu melalui jalur nonformal.
Selaras dengan tema Hardiknas 2025 yaitu Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua, Rumah Belajar Namorambe adalah salah satu bukti bagaimana komunitas lokal bergotong-royong menyediakan ruang belajar bagi anak-anak usia 4 s.d. 12 tahun dari berbagai latar belakang agama dan suku. Rumah belajar ini menjadi oase pendidikan di tengah keterbatasan akses layanan pendidikan formal di wilayah pinggiran kota Medan.
“Kami menyadari sepenuhnya bahwa berbagai layanan pendidikan formal itu memang tidak bisa atau belum bisa menjangkau semuanya. Inilah pentingnya partisipasi masyarakat dalam memberikan layanan belajar melalui rumah-rumah belajar seperti yang sekarang ini diselengkarakan oleh Humanity First, melalui Rumah Belajar Namorambe,” ujar Abdul Mu’ti seraya menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif warga.
Turut hadir dalam peresmian ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara, civitas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), perwakilan Humanity First, serta masyarakat sekitar yang telah lama mendukung keberadaan rumah belajar ini.
Dari Teras Masjid Menuju Rumah Belajar yang Inklusif
Aisyah, pengelola Rumah Belajar Namorambe, menceritakan bahwa cikal bakal Rumah Belajar Namorambe berawal dari inisiatif almarhumah Ibu Nefi Rahmania pada 2016. Berbekal keahlian berbahasa Inggris dan keprihatinan terhadap anak-anak di sekitarnya yang kesulitan dalam pelajaran sekolah, ia mulai mengajar secara sukarela di teras masjid dan halaman rumah.
Seiring waktu, kegiatan ini berkembang menjadi pusat belajar informal yang kini didukung oleh organisasi kemanusiaan Humanity First.
Saat ini, rumah belajar tersebut memiliki tim relawan aktif yang terdiri dari mahasiswa, ibu rumah tangga, dan tokoh masyarakat. Mereka rutin menyelenggarakan kegiatan belajar bahasa Inggris, matematika, seni budaya, serta pendidikan karakter. Tidak hanya itu, rumah belajar ini juga menjadi ruang aman dan ramah bagi anak-anak dari berbagai agama untuk belajar bersama secara setara.
“Kami sangat bersyukur karena Rumah Belajar Namorambe diterima oleh semua pihak, tanpa memandang latar belakang. Ini membuktikan bahwa semangat belajar bisa menyatukan kita,” ujar Sarinah, koordinator rumah belajar.
Pendidikan yang Mengubah Wajah Desa
Antusiasme masyarakat terhadap Rumah Belajar Namorambe sangat tinggi. Banyak orang tua mengaku anak-anak mereka menjadi lebih percaya diri, aktif dalam kegiatan seni, bahkan mulai menunjukkan ketertarikan serius pada bidang akademik—termasuk yang akhirnya melanjutkan kuliah di jurusan bahasa Inggris.
“Etika dan cara berbahasa anak saya berubah sejak ikut belajar di sini. Bahkan anak pertama saya yang alumni rumah belajar ini sekarang sudah kuliah. Rumah belajar ini sangat membantu kami sebagai orang tua,” ungkap Desminawati Manurung, salah satu warga.
Berbeda dengan tempat les biasa, rumah belajar ini gratis, inklusif, dan berbasis semangat kerelawanan. “Yang membuat kami semangat adalah karena anak-anak bisa belajar tanpa beban biaya, dan sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga,” tambah Beti Ginting, warga lain yang turut hadir dalam peresmian rumah belajar Namorambe.
Pemerintah Dukung Gerakan Pendidikan dari Akar Rumput
Mendikdasmen Mu'ti menegaskan bahwa praktik-praktik baik seperti Rumah Belajar Namorambe akan terus didorong dan difasilitasi pemerintah. Ke depan, Kementerian akan memperkuat jalur pendidikan nonformal, termasuk melalui rumah belajar, sekolah satu atap, dan sistem belajar fleksibel berbasis komunitas.
“Apa yang dilakukan Rumah Belajar Namorambe adalah contoh partisipasi semesta. Kita semua bisa ambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa, mulai dari langkah-langkah kecil yang dampaknya besar,” pungkas Menteri Mu'ti.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengajak seluruh elemen bangsa untuk ikut bergotong-royong mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua, sesuai semangat Hardiknas 2025. Di tengah tantangan zaman dan keterbatasan geografis, gotong royong tetap menjadi jalan utama menuju keadilan dan kemajuan pendidikan Indonesia.
(rilis/eye)
Post a Comment