Wamendikdasmen Temui Rektor Al Azhar Mesir, Perkuat Komitmen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, bertemu Rektor Universitas Al-Azhar, Salamah Daud (kanan), di Kairo, Mesir, Minggu (23/11/2025) untuk memperkuat implementasi Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al–Azhar. (Foto: BKHM Kemendikdasmen)


KAIRO -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI memperkuat implementasi Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al–Azhar Kairo melalui kunjungan resmi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, di Kairo, Mesir, Minggu (23/11/2025). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dan Rektor Al–Azhar pada 6 November 2025. 

Kunjungan Wamen Atip ini diterima langsung oleh Rektor Universitas Al-Azhar, Salamah Daud, yang menegaskan kembali komitmen universitas dalam mendukung pengembangan studi di kawasan Timur Tengah. Dalam pertemuan tersebut, Wamen Atip menegaskan pentingnya kehadiran Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bagian dari hubungan historis dan akademik antara kedua negara. 

"Bahasa Indonesia digunakan oleh lebih dari 275 juta penutur dan dipelajari di 57 negara. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Al-Azhar menjadi perlu karena Indonesia dan Mesir memiliki sejarah panjang kerja sama pendidikan, serta banyaknya mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Al-Azhar," ujar Wamen Atip dalam siaran pers, Selasa (25/11/2025). 

Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar telah mendapatkan legitimasi melalui Keputusan Majelis Tinggi di Al-Azhar Nomor 343 pada sidang 21 Juli 2025, dan dijadwalkan mulai berjalan pada 20 September 2025 di Fakultas Bahasa dan Terjemah. Program ini menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-15 yang diajarkan secara resmi di fakultas tersebut. 

Target awal pendaftaran ditetapkan sebanyak 51 mahasiswa, namun berdasarkan laporan peluncuran, minat pendaftar mencapai 350 mahasiswa baru. Hal ini menunjukkan tingginya antusiasme terhadap studi kebahasaan Indonesia. 

Wamen Atip juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Al-Azhar kepada mahasiswa Indonesia yang jumlahnya mencapai 20 ribu orang di Mesir. 

Penguatan Program Bahasa Indonesia di Al-Azhar

Untuk memperkuat program studi tersebut, Kemendikdasmen menawarkan sejumlah penguatan kerja sama. Pertama, inisiatif dilakukan dengan memperluas pertukaran mahasiswa dan dosen antara Indonesia dan Universitas Al-Azhar. Kedua, mengirimkan dosen Bahasa Indonesia untuk mengajar langsung di lingkungan Al-Azhar sebagai bagian dari peningkatan kapasitas pengajaran. 

Selanjutnya, Kemendikdasmen juga menyiapkan donasi buku dan literatur keindonesiaan yang akan melengkapi fasilitas pembelajaran Al-Azhar. Donasi ini mencakup buku-buku sejarah, literatur pendidikan Islam di Indonesia, serta berbagai rujukan resmi pembelajaran Bahasa Indonesia guna memperkaya sumber belajar bagi mahasiswa dan dosen di Mesir. 

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Tony Toharudin, turut hadir dan menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan buku-buku referensi yang dibutuhkan guna memperkaya pembelajaran di Fakultas Bahasa dan Terjemah di Universitas Al-Azhar. Ia berharap, program ini menjadi landasan pendirian Indonesian Centre di Al-Azhar sebagai pusat kajian Indonesia dan diplomasi budaya di Timur Tengah.

Rektor Universitas Al-Azhar, Salamah Daud, memberikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Indonesia dan menyebut bahwa pembukaan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia masuk ke dalam daftar bahasa yang penting diajarkan di Al-Azhar. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk penghargaan Universitas Al-Azhar terhadap rakyat Indonesia yang menunjukkan kedekatan hubungan sejak awal kemerdekaan. 

Rektor Salamah berharap, program ini dapat memperdalam pemahaman mahasiswa Al-Azhar mengenai Indonesia dan memperkuat kolaborasi akademik kedua negara.

Pada kesempatan ini, Wamen Atip turut mengundang rektor dan pimpinan fakultas untuk berkunjung ke Indonesia guna memperkuat jejaring akademik antarkedua lembaga pendidikan.

(***)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.