Keduanya bukan sekadar hadir sebagai tamu kehormatan, melainkan berdiri sejajar dengan para wisudawan lain sebagai lulusan program magister. Tepuk tangan bergemuruh ketika nama mereka dipanggil—bukan semata karena popularitas, tetapi karena pesan kuat yang mereka bawa tentang makna pendidikan.
Uya Kuya, dikenal luas sebagai presenter dan anggota DPR RI, serta Gus Miftah, pendakwah dengan gaya khas yang kerap menembus batas-batas konvensional dakwah, menunjukkan bahwa proses belajar tak berhenti meski karier telah berada di puncak.
Di tengah kesibukan publik, sorotan media, dan jadwal yang padat, keduanya memilih kembali ke bangku kuliah. Wisuda S2 ini bukan hanya seremoni akademik, melainkan simbol komitmen terhadap pengembangan diri dan intelektualitas. Unissula pun menjadi saksi bahwa pendidikan tinggi tetap relevan bagi siapa pun—termasuk mereka yang telah lebih dulu dikenal publik.
Gus Miftah meraih gelar Magister Pendidikan Agama Islam dan Surya Utama alias Uya Kuya meraih gelar Magsiter Ilmu Hukum. Prosesi yang diikuti 868 wisudawan tersebut dipimpin oleh Rektor Unissula, Prof Dr Gunarto.
"Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan para wisudawan yang telah memilih Unissula sebagai tempat menuntut ilmu. Unissula adalah kampus unggul di tingkat nasional dan internasional. Menduduki peringkat 401 dunia. Menduduki peringkat 95 Asia. Menempati peringkat 4 perguruan tinggi swasta terbaik nasional. Menempati peringkat 1 PTS di Jawa Tengah,” ujar Prof Gunarto dalam sambutannya, dikutip dari laman Unissula, Minggu (14/12/2025).
Sebelum meraih gelar S2 di Magister Pendidikan Agama Islam Unissula Gus Miftah juga lulus sarjana di Prodi Pendidikan Agama Islam juga dari Unissula. Dalam studi akademiknya, Gus Miftah mengangkat tesis berjudul, “Relevansi Living Dakwah dalam Penguatan Pendidikan Wawasan Kebangsaan di Pesantren Ora Aji Yogyakarta”.
Tesis Gus Miftah menempatkan dakwah tidak semata sebagai aktivitas verbal, tetapi sebagai praktik sosial-keagamaan yang dihidupi dalam keseharian pesantren. Penelitian tersebut berangkat dari realitas sosial pesantren sebagai ruang strategis pendidikan karakter dan moderasi beragama.
Gus Miftah menegaskan bahwa dakwah yang membumi melalui keteladanan, interaksi sosial, dan pendekatan kultural, memiliki peran signifikan dalam menanamkan nilai cinta tanah air, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman di kalangan santri. Pendekatan ini dikenal sebagai living dakwah, yakni dakwah yang diwujudkan dalam tindakan nyata dan pengalaman hidup, bukan sekadar ceramah normatif.
Adapun Uya Kuya sebelum S2 di Unissula sudah meraih gelar Sarjana Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) angkatan 1994.
(kmp/end)

Posting Komentar untuk "Gus Miftah dan Uya Kuya Raih Gelar Magister, Ikut Wisuda S2 di Unissula Semarang"