Belasan Redaksi Narasi Milik Najwa Shihab Menjadi Korban Peretasan Secara Serentak

Najwa Shihab, pendiri Narasi. (foto: tangkapan layar youtube)

JAKARTA -- Belasan awak redaksi Narasi, perusahaan media massa yang didirikan mantan penyiar MetroTV Najwa Shihab, menghadapi usaha peretasan secara serentak. Usaha peretasan itu menyasar beragam platform yang digunakan, dari Facebook dan Instagram hingga Telegram dan Whatsapp.

Peretasan pertama kali diketahui pada Sabtu (24/9/2022). Nomor Whatsapp milik Akbar Wijaya atau Jay Akbar, salah seorang produser @narasinewsroom, menerima pesan singkat melalui Whatsapp sekitar pukul 15.29 WIB yang berisi sejumlah tautan.

Kendati Jay tidak mengklik satu pun tautan dalam pesan singkat tersebut, namun hampir seketika itu juga atau sekitar 10 detik setelah pesan singkat itu dibaca, ia telah kehilangan kendali atas akun/nomor Whatsapp-nya. Hingga kini, bukan hanya akun Whatsapp tersebut saja yang belum bisa diakses oleh Jay, bahkan nomor teleponnya sendiri belum bisa dikuasai pemiliknya.

Sejak saat itu, hingga dua jam berikutnya, satu per satu usaha meretas akun-akun media sosial awak redaksi terjadi. Setelah dilakukan pengecekan pada semua perangkat milik awak redaksi pada Minggu (25/9/2022), usaha peretasan ternyata sudah berlangsung sejak sehari sebelumnya.

Pada Jumat (23/9/2022) sore, tiga akun Telegram awak redaksi Narasi (dua di antaranya produser dan manajer Mata Najwa) sudah berusaha diretas, salah satu di antaranya berhasil masuk.   

"Sejauh yang tercatat hingga pernyataan ini dibuat, usaha peretasan berlangsung terhadap 11 awak redaksi yang berasal dari berbagai level, dari pemimpin redaksi, manajer, produser, hingga reporter," ujar pemimpin redaksi Narasi, Zen RS, dalam siaran persnya, Minggu (23/9/2022).

Menurut Zen, Telegram dan Facebook menjadi dua platform yang paling banyak mengalami usaha peretasan. Beberapa berhasil masuk ke akun Telegram dan Facebook, walau kini sudah berhasil dikuasai kembali.

"Kami belum tahu apakah ini terkait kerja-kerja jurnalistik yang kami lakukan atau bukan, tapi cukup jelas usaha peretasan ini dilakukan secara serentak sehingga berpola dan berasal dari pelaku yang kemungkinan besar sama. Mayoritas usaha peretasan berasal dari IP Adress dan perangkat yang identik. Hasil pemeriksaan internal yang kami lakukan menemukan IP Adress tersebut menggunakan salah satu ISP lokal," jelas Zen.

Zen lantas berpesan, jika ada yang merasa dihubungi oleh awak redaksi Narasi, dan meminta hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kerja-kerja jurnalistik, atau hal mencurigakan lainnya, mohon diabaikan. "Dan jika berkenan melaporkan kepada kami."

Langkah-langkah pencegahan dan respons lainnya yang relevan sudah, sedang, dan akan dilakukan oleh pihak Narasi. "Kami meminta pihak-pihak terkait, termasuk provider dan platform, bersedia membantu kami untuk menelisik rentetan kejadian ini," tegas Zen.  

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.