Soal Tim Bayangan Kemendikbudristek, Presiden Diminta Tegur Menteri Nadiem

Mendikbudristek RI Nadiem Makariem. (foto: channel youtube komisi x dpr ri)



JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makariem kembali melontarkan pernyataan kontroversial dalam rangkaian United Nations Transforming Education Summit 2022 yang berlangsung di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, belum lama ini. Kali ini terkait dengan tim bayangan (shadow) bentukannya yang berjumlah 400 orang.

Nadiem mengaku bahwa tim ini berada di luar struktur Kemendikbudristek namun melekat dengan kementerian dan memiliki kedudukan setara dirjen atau eselon I di Kemendikbudristek. Mantan CEO Gojek tersebut pun menegaskan bahwa tim bayangan tersebut akan bekerja sesuai dengan arahan Kemendikbudristek untuk melakukan validasi terhadap produk kebijakan kementerian.

Namun menurut Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto, pembentukan tim bayangan Mendikbudristek sebagai hal yang tidak efektif dan inefisiensi.

"Pertama, menambah jaring birokrasi yang ada. Kedua, Menteri Nadiem secara sadar tidak mempercayai dan memberdayakan struktur yang ada. Ketiga, menambah beban keuangan mengingat besarnya personil tim, yakni 400 orang," ujar Hery dalam siaran persnya yang diterima Gebrak.id, Selasa (27/9/2022).

Dalam situasi ekonomi yang belum membaik akibat pandemi Covid-19, kata Hery, Nadiem seharusnya memaksimalkan tenaga dan SDM yang ada. "Membuat tim bayangan bukan solusi untuk memajukan dunia pendidikan saat ini, justru bisa memunculkan masalah baru."

Hery melanjutkan, keberadaan tim bayangan yang setara eselon I itu bisa diselewengkan oknum tertentu sebagai pintu masuk terjadinya korupsi dan tindakan-tindakan transaksional lainnya. "Karena itu, tim bayangan itu belum diperlukan dalam situasi yang tidak baik-baik saja," tegasnya.

Hery lantas meminta Presiden RI Joko Widodo menegur dan memanggil Menteri Nadiem untuk dimintai penjelasan mengingat kebijakan pembentukan tim bayangan tersebut telah menimbulkan kegaduhan. "Apalagi tim itu tidak produktif bagi upaya pengembangan dan memajukan dunia pendidikan di tanah air," jelasnya.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.