LPPM Unsoed Sukses Optimalisasi Teknologi Produksi Olahan Carica Berbasis Ekonomi Hijau

INOVASI: Peserta Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) Tahun 2025 foto bersama dengan Pengurus Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Desa Parikesit, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. (ISTIMEWA)

PURWOKERTO – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) mengembangkan riset dan hilirisasi inovasi produk Carica Pubescens (istilah latin dari Vasconcellea Cundinamarcensis) berbasis zero waste di Desa Parikesit, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Carica Pubescens ini berasal dari Brasil, namun buah ini bisa tumbuh di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, dan menjadi fokus penguatan ekonomi desa melalui penerapan teknologi dan diversifikasi produk olahan. 

Sejak 2017, LPPM UNSOED meneliti pengolahan carica tanpa limbah. Koordinator Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM UNSOED, Dr. Santi Dwi Astuti, STP., M.Si., menjelaskan seluruh bagian buah carica, termasuk pulp dan biji yang umumnya terbuang saat pembuatan koktail. Namun, kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi. "Formula dan proses minuman jeli carica rendah kalori yang dikembangkan tim telah memperoleh paten granted, sementara inovasi lain (selai, squash, minuman siap konsumsi, dan es krim) sedang diajukan paten," ujarnya dalam rilis yang diterima Gebrak.id

ANTUSIAS: Ibu-ibu peserta pengolahan produk carica berbasis zero waste tampak antusias mengikuti
sosialisasi dan pelatihan Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI). (ISTIMEWA)

Semua produk berbasis carica, lanjut Santi, telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 6 dan siap diimplementasikan di sentra produksi. Pada tahun 2025, tim Pusat Inovasi LPPM UNSOED menjalankan Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI) didukung Ditjen Diktiristek, menargetkan diseminasi, adopsi teknologi, serta penguatan usaha dan pemasaran bagi masyarakat Desa Parikesit melalui dua mitra produktif: KWT Mekar Tani dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baladewa.

Sementara itu, Ketua Program, Dr. Friska Citra Agustia, menjelaskan PTTI meliputi pelatihan produksi olahan carica, penguatan kelompok usaha, serta strategi pemasaran berbasis e-commerce dan ekonomi digital. Tim juga mendampingi pengurusan sertifikat PIRT dan halal, serta fasilitasi peralatan produksi. "KWT Mekar Tani aktif mengolah carica sejak 2012 dengan kapasitas 50–150 kg/hari, namun menghadapi tantangan pemasaran dan diversifikasi sejak pandemi," paparnya. 

PRAKTEK: Ibu-ibu peserta PTTI mempraktekkan proses pengolahan produk carica berbasis zero waste. (ISTIMEWA)

Dalam data yang diterima Gebrak.id , BUMDes Baladewa telah eksis sejak tahun 2024 melalui program utama Pengelolaan Air Bersih (PAMSIMAS), dan kini berinovasi bidang pariwisata melalui usaha glamping, didukung pelatihan manajemen dan pemasaran dari tim PTTI. Legalitas BUMDes telah diperoleh sejak tahun 2025. Anggota Tim Pelaksana, Dr. Furqon, STP., M.Si., mengutarakan pendampingan terhadap peserta kelompok usaha meliputi penerapan teknologi proses produksi, manajemen usaha multiproduk, dan branding produk carica. Produk telah dilengkapi label, kemasan, dan informasi gizi untuk meningkatkan daya saing. 

Di samping itu, Dr. Istiqomah, SE, M.Si., Anggota Tim Pelaksana, menyoroti pengembangan sistem informasi digital berbasis web dan aplikasi untuk pengelolaan bisnis PAMSIMAS, guna meningkatkan efisiensi pelayanan, transparansi, dan partisipasi masyarakat. Program ini juga menargetkan legalitas usaha desa, peningkatan kapasitas SDM dan produksi, serta penguatan kelembagaan ekonomi desa melalui kolaborasi sinergis antara pemerintah desa, kelompok tani, dan BUMDes. Transformasi ekonomi dan pengembangan ekosistem agropreneurship modern menjadi hasil yang diharapkan.

MENDUKUNG ASTA CITA: Menurut LPPM UNSOED, program PTTI ini mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi dan Asta Cita pemerintah, seperti hilirisasi, penciptaan lapangan kerja, inovasi industri, serta pengembangan ekonomi kreatif. (ISTIMEWA)

Menurut Dr. Santi Dwi Astuti, program ini mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi dan Asta Cita pemerintah, seperti hilirisasi, penciptaan lapangan kerja, inovasi industri, serta pengembangan ekonomi kreatif. Selain itu, program turut memperkuat kontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) dengan menekankan teknologi tepat guna, pemanfaatan komoditas lokal unggulan, serta pemberdayaan desa secara berkelanjutan.

Melalui kolaborasi riset, inovasi, pendampingan, dan penerapan digitalisasi, maka program PTTI LPPM UNSOED diharapkan menjadi model pengembangan desa tangguh, mandiri, dan adaptif, sekaligus memperkuat posisi carica sebagai ikon ekonomi lokal Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. (rilis)

(zaky)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.