JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat transformasi pendidikan di Asia Tenggara melalui rangkaian kunjungan kerja Presiden Dewan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) periode 2025-2027, Romaizah Binti Muhammad Saleh, pada 2-5 Desember 2025. Agenda ini mencakup peninjauan pusat-pusat unggulan SEAMEO di Indonesia serta audiensi resmi dengan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI, Atip Latipulhayat.
Wamen Atip menekankan bahwa kolaborasi erat Indonesia dengan SEAMEO merupakan fondasi penting bagi penguatan kualitas pembelajaran di kawasan.
"Indonesia berkomitmen memastikan pusat-pusat SEAMEO yang berada di tanah air memberikan dampak langsung bagi guru dan peserta didik di Asia Tenggara. Kemitraan regional adalah kunci untuk mempercepat inovasi di segala bidang termasuk Sains, Matematika dan teknologi," ujar Wamen Atip dalam audiensi bersama Presiden Dewan SEAMEO dan rombongan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rangkaian agenda ini merupakan satu kesatuan kunjungan yang dimulai dengan peninjauan pusat unggulan SEAMEO di Bandung pada 2-4 Desember 2025, dan diakhiri dengan pembahasan kerja sama di Kemendikdasmen di Jakarta pada 5 Desember 2025. Pembahasan mencakup penyelarasan berbagai inisiatif pusat SEAMEO dengan program prioritas Kemendikdasmen, termasuk penguatan numerasi, STEM, koding, kecerdasan buatan dan peningkatan kapasitas guru.
Penguatan Sains: SEAQIS Tampilkan Inovasi STEM dan Literasi Iklim
Pada kunjungan ke SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS) di Bandung, Romaizah dan rombongan menerima paparan mengenai bagaimana pusat ini membangun lingkungan peningkatan mutu pendidikan sains melalui pelatihan, riset, pengembangan sumber belajar, dan kemitraan regional. SEAQIS menempatkan kompetensi guru sebagai pusat transformasi, mulai dari pembelajaran berbasis STEM, integrasi konteks lokal, hingga pemanfaatan teknologi seperti koding dan kecerdasan buatan.
Salah satu program yang mendapat perhatian adalah Southeast Asia Climate Change Education Programme (SEACEP), yang telah membantu mewujudkan 61 sekolah iklim (climate resilient schools) di enam negara Asia Tenggara. Program ini menempatkan isu perubahan iklim sebagai gerakan edukasi yang menumbuhkan kesadaran, aksi, dan ketangguhan lingkungan di sekolah. Hingga kini, lebih dari 17.500 guru dari berbagai negara telah mengikuti pelatihan regional yang mereka selenggarakan, termasuk guru dari Brunei Darussalam yang mencatat prestasi di Ki Hajar Dewantara Award dan kompetisi sains tingkat SEAMEO. Romaizah dan rombongan turut meninjau produk pembelajaran seperti science learning kit, video eksperimen, dan animasi sains yang kini menjadi rujukan para guru di kawasan Asia Tenggara.
Penguatan Matematika: SEAQIM Dorong Pembelajaran yang Mengembirakan dan Bermakna
SEAMEO Regional Centre for QITEP in Mathematics (SEAQIM) memaparkan kontribusinya dalam transformasi pembelajaran matematika dengan filosofi "Learning Mathemathics Joyfully and Meaningfully." SEAQIM memaparkan bagaimana pembelajaran Matematika dapat diajarkan secara lebih kreatif, relevan, dan berpusat pada pemecahan masalah tingkat tinggi.
SEAQIM menjelaskan dua capaian tahun terakhir, termasuk 1.934 peserta yang mengikuti kursus, seminar, dan simposium, serta 307 kolaborasi dengan lembaga pendidikan, universitas serta pusat SEAMEO lainnya di kawasan Asia Tenggara. Program unggulan seperti Math in Space bersama LAPAN, lesson study dengan University of Tsukuba, hingga STEM Village yang menghubungkan kreativitas matematika dengan budaya lokal menjadi bagian dari penguatan pembelajaran. SEAQIM juga memaparkan kerja sama pelatihan luar negeri dengan Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam, termasuk penguatan computational thinking melalui aktivitas coloring book.
Rangkaian kunjungan Presiden Dewan SEAMEO di Bandung dan audiensi di Jakarta memperlihatkan keselarasan tujuan Indonesia dan SEAMEO dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif, inovatif, dan tangguh. Melalui riset pusat unggulan, pengembangan guru, pendidikan anak usia dini, dan penguatan literasi-numerasi, Indonesia terus memperkuat kontribusinya terhadap kualitas pembelajaran di kawasan Asia Tenggara.
(BKHM Setjen Kemendikdasmen)

Posting Komentar untuk "RI–SEAMEO Sepakat Perkokoh Pembelajaran Sains dan Matematika di Asia Tenggara"